Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan harga solar tidak naik sampai September setelah melakukan pengurangan subsidi, yang saat ini ‎diajukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan/RAPBN-P 2016 sebesar Rp 630 per liter.
Dire‎ktur Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi‎ dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, pemerintah telah melakukan simulasi atas pengurangan subsidi solar.
Langkah itu dilakukan agar harga solar tidak berubah setelah subsidi solar Rp 1.000 per liter dikurangi dalam RAPBN-P sebesar Rp 650 per liter menjadi Rp 350 per liter. Jadi tidak menaikkan harga solar.
Baca Juga
"Kita akan melakukan sejumlah simulasi supaya harga tidak berubah," ‎kata Wiratmaja, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Wiratmaja menuturkan, harga solar sampai September tidak akan mengalami naik karena parameter yang dijadikan faktor pembentukan harga solar masih stabil. Selain itu, ada keuntungan dari harga solar, meski subsidinya sudah dikurangi.
"Tergantung nanti harga sampai September kan. Ada delta positif. Kita memang hitung April-Juni ada delta positif untuk mengcover Juli sampai September," tutur Wiratmaja.
Wiratmaja berharap, ‎prediksi beberapa lembaga, terhadap kondisi harga minyak dunia tidak mengalami kenaikan sampai akhir tahun tepat, sehingga harga solar tidak mengalami kenaikan hingga akhir tahun.
"Kita lihat proyeksi juga. Harga setahun ini lembaga-lembaga yang kredibel sudah mengeluarkan proyeksi harga bertahan sampai akhir tahun," tutur Wiratmaja. (Pew/Ahm)
Advertisement