Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengusulkan pengurangan subsidi solar sebesar Rp 650 per liter menjadi Rp 350 per liter dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016.
Lantas, apakah pengurangan subsidi akan menaikkan harga solar?
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pengurangan subsidi akan berpengaruh pada pembentukan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Karena, pembentukan harga solar masih dipengaruhi subsidi.
"Ya namanya subsidi dikurangi pasti berdampak," kata Sudirman, seperti yang dikutip di Jakarta, Rabu (8/6/2016).
Advertisement
Baca Juga
Sudirman mengungkapkan, pemerintah belum mendiskusikan dampak harga solar setelah dicabutnya subsidi. Namun pada akhirnya harga solar akan menyesuaikan dengan harga pasar dalam setiap tiga bulan, setelah subsidinya dikurangi.
"Diskusi belum dibahas dan belum disepakati. Dan harga itu kan akan dikembalikan pada harga keekonomian tapi dengan cara diputuskan tiap tiga bulan," ungkap Sudirman.
Menurut Sudirman, meski subsidi solar sudah diusulkan untuk dikurangi, pemerintah masih menahan kenaikan harga solar pada Juni, dan berusaha tidak menaikkan harga sampai akhir tahun.
"Kita sudah putuskan kenapa harga di April sekian kita tahu akan ada perbedaan sedikit namun diyakinkan supaya Juni tidak naik. Jadi kalau ditanya Juli harga baru, kita berusaha sampai akhir tahun tidak berubah," tutur Sudirman.
Pengurangan subsidi solar merupakan bentuk penataan subsidi agar tepat sasaran dinikmati oleh masyarakat yang memang berhak mendapatkannya.
Sudirman melanjutkan, anggaran subsidi solar yang dikurangi akan akan dialokasikan penggunaannya untuk membangun infrastruktur, seperti waduk, listrik di wilayah pinggiran. Dengan begitu dampak pengurangan subsidi akan dirasakan langsung masyarakat.
"Bukan dibagikan kepada pembeli BBM tapi melalui proyek strategis seperti infrastruktur, itu adalah bagian dari menyehatkan pengelolaan subsidi," tutup Sudirman.