Sawit Jadi Komoditas Paling Berkembang di Indonesia

Ekspor produk sawit Indonesia sudah lebih dari 30 juta ton, belum termasuk produk yang diserap di dalam negeri.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Jul 2016, 14:06 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2016, 14:06 WIB
Perkebunan Kelapa Sawit
Perkebunan Kelapa Sawit (AFP PHOTO/Saeed KHAN)

Liputan6.com, Jakarta - lndustri Sawit Indonesia menjadi industri berbahan baku domestik yang relatif paling berkembang serta paling maju dalam hilirisasi penerapan teknologi dan menjadi industri dengan produk bernilai komersial yang paling beragam.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit  Bayu Krisnamurthi mengatakan, posisi strategis sawit bukan sebuah wacana atau rencana. Komoditas sawit menjadi strategis karena kondisi riil industri ini dan kinerja yang telah ditunjukkan.

Sawit menciptakan lebih dari empat juta kesempatan kerja petani dan tenaga kerja langsung, dengan sekitar dua belas juta kesempatan kerja tidak langsung. Petani sawit juga menikmati pendapatan yang mencapai empat sampai tujuh kali lebih besar dari pendapatan petani tanaman lain di lokasi yang sama.

"Kondisi ini membuat Bank Dunia mencatat Sawit Indonesia sebagai kontributor nyata pada pengurangan kemiskinan di berbagai daerah dalam 30 tahun terakhir," kata Bayu, dalam acara halal bihalal, BPDP Sawit, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (21/7/2016).

Karena hal tersebut, tidak heran jika Sawit telah menghasilkan produk-produk ekspor terbesar di Indonesia. Tahun ini nilai ekspor sawit bahkan diperkirakan lebih besar dari seluruh ekspor minyak dan gas.

"Indonesia juga diakui sebagai produsen dan eksportir produk sawit terbesar di dunia, sekaligus juga tercatat sebagai produsen dan eksportir internationally certified sustainable palmoil terbesar di dunia. Hal ini menjadi penanda yang sangat jelas dari daya saing Sawit Indonesia yang tinggi," jelas Bayu.

Pada pertengahan 2015 hingga 2016, komoditas sawit memasuki era baru, yaitu memasuki era dengan peluang-peluang besar yang semakin nyata, sekaligus juga suatu era dengan tantangan yang lebih besar dan berat.

Saat ini meskipun masih terus ada fluktuasi yang kadang tajam, secara fundamental permintaan untuk minyak nabati dunia semakin kuat, dan pasar semakin memahami bahwa sawit sangat diminati dan dibutuhkan konsumen serta tidak bisa tergantikan oleh minyak nabati lain.

Ekspor produk sawit Indonesia sudah lebih dari 30 juta ton, belum termasuk produk yang diserap di dalam negeri.

Portofolio bisnis sawit telah berkembang, bukan hanya berbasis pada minyak makan sebagaimana tradisinya, tetapi telah berkembang seimbang dengan produk-produk yang secara fundamental dibutuhkan masyarakat dalam jumlah besar seperti bioplastik dan bahan bakar nabati.

"Bahan bakar nabati sawit pun tidak hanya dalam bentuk cair biodiesel atau bioetanol tetapi juga dalam bentuk padat seperti cangkang buah atau dalam bentuk gas seperti listrik yang dihasilkan oleh biogas dari hasil limbah Sawit," tutup Bayu. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya