Utang Swasta Turun, Perusahaan Kurang Ekspansi?

BI melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar US$ 323,8 miliar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 24 Agu 2016, 11:59 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2016, 11:59 WIB
BI melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar US$ 323,8 miliar.
BI melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar US$ 323,8 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) pada kuartal II 2016 sebesar US$ 323,8 miliar atau naik 6,2 persen di banding periode sama tahun sebelumnya. Meski secara total terjadi kenaikan, tetapi khusus utang di sektor swasta mengalami penurunan sebesar 3,1 persen menjadi US$ 165,1 miliar.

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Halim Alamsyah mengatakan, turunnya utang sektor swasta mengindikasikan beberapa hal. Di antaranya, sektor swasta masih menunggu kondisi perekonomian benar-benar membaik.

"Sektor swasta melihat untuk investasi, yang saya sampaikan mereka masih wait and see. Sebetulnya mendapatkan utang luar negeri lebih mudah, dan murah, tapi mereka khawatir melihat volatilitas yang ada jadi agak tertahan. Itu menjadikan mereka agak hati-hati. Stabilitas sektor keuangan harus di jaga terutama kurs," jelas dia di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Rabu (24/8/2016).

Halim melanjutkan, perusahaan swasta saat ini lebih memperhatikan kondisi perekonomian global. Sebagaimana diketahui, ada beberapa tantangan dari global seperti rencana kenaikan tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika (AS), perlambatan ekonomi Eropa dan China.

"Kalau di Indonesia kalau lihat prospek ekonomi terus jalan walaupun kita tahu 2 tahun ekonomi turun pelan-pelan. Bukan dari dalam negeri tapi pengaruh luar," jelas dia.

Kemudian, Halim menerangkan adanya kemungkinan perbaikan dari neraca keuangan swasta. Dia bilang, jika swasta berupaya memperbaiki  keuangan yang terjadi mereka akan kurang ekspansif dan mengurangi jumlah utang.

"Proses mengurangi beban utang terus berjalan atau tidak. Beberapa pengusaha sedang melakukan, saya tahu itu. Pengusaha yang sudah utang 2-3 tahun lalu mengurangi, kalau proses berjalan proses investasi belum cepat tinggi," tandas dia.

Sebelumnya,  BI melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar US$ 323,8 miliar atau mencapai Rp 4.273 triliun (estimasi kurs 13.197 per dolar AS). Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir triwulan II 2016 ini naik 6,2 persen jika dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi Utang Luar Negeri Indonesia sebagian besar terdiri dari Utang Luar Negeri sektor swasta. Pada akhir triwulan II 2016, posisi Utang Luar Negeri sektor publik sebesar US$ 158,7 miliar atau 49,0 persen dari total Utang Luar Negeri. Sementara Utang Luar Negeri sektor swasta mencapai US$ 165,1 miliar atau 51 persen dari total Utang Luar Negeri.

Utang luar negeri sektor publik tumbuh meningkat menjadi 17,9 persen pada triwulan II 2016 dari triwulan sebelumnya sebesar 14 persen. Sementara Utang Luar Negeri sektor swasta turun 3,1 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada triwulan sebelumnya sebesar 0,5 persen. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya