Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 4.273 Triliun

Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir triwulan II 2016 ini naik 6,2 persen jika dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Agu 2016, 10:00 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2016, 10:00 WIB
BI melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar US$ 323,8 miliar.
BI melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar US$ 323,8 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar US$ 323,8 miliar atau mencapai Rp 4.273 triliun (estimasi kurs 13.197 per dolar AS). Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir triwulan II 2016 ini naik 6,2 persen jika dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dikutip dari laporan Bank Indonesia, Selasa (23/8/2016), berdasarkan jangka waktu asal, Utang Luar Negeri jangka panjang tumbuh 7,7 persen, sementara Utang Luar Negeri jangka pendek turun 3,1 persen.

Berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan tahunan Utang Luar Negeri sektor publik meningkat, sementara pertumbuhan tahunan Utang Luar Negeri sektor swasta menurun.

Dengan perkembangan tersebut, rasio Utang Luar Negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar 36,8 persen, sedikit meningkat jika dibanding akhir trilulan I 2016 yang tercatat 36,6 persen.

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi Utang Luar Negeri Indonesia didominasi oleh Utang Luar Negeri jangka panjang. Posisi Utang Luar Negeri berjangka panjang pada akhir triwulan II 2016 mencapai US$ 282,3 miliar atau 87,2 persen dari total Utang Luar Negeri.

Di sisi lain, posisi Utang Luar Negeri berjangka pendek pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar US$ 41,5 miliar atau 12,8 persen dari total Utang Luar Negeri.

Meski secara tahunan menurun, posisi Utang Luar Negeri jangka pendek pada akhir triwulan II tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa tercatat sebesar 37,8 persen pada triwulan II 2016.

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi Utang Luar Negeri Indonesia sebagian besar terdiri dari Utang Luar Negeri sektor swasta. Pada akhir triwulan II 2016, posisi Utang Luar Negeri sektor publik sebesar US$ 158,7 miliar atau 49,0 persen dari total Utang Luar Negeri. Sementara Utang Luar Negeri sektor swasta mencapai US$ 165,1 miliar atau 51 persen dari total Utang Luar Negeri.

ULN sektor publik tumbuh meningkat menjadi 17,9 persen pada triwulan II 2016 dari triwulan sebelumnya sebesar 14 persen. Sementara Utang Luar Negeri sektor swasta turun 3,1 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada triwulan sebelumnya sebesar 0,5 persen.

Bank Indonesia memandang perkembangan Utang Luar Negeri pada triwulan II 2016 masih cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional.

Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan Utang Luar Negeri, khususnya Utang Luar Negeri sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa Utang Luar Negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya