KEIN: Sudah Waktunya RI Kembangkan Energi Nuklir

Pengembangan energi nuklir untuk mencapai kemandirian energi nasional yang dapat dimanfaatkan bagi seluruh rakyat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Agu 2016, 10:50 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2016, 10:50 WIB
Ketua KEIN Soetrisno Bachir
Ketua KEIN Soetrisno Bachir

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir menegaskan, sudah saatnya Indonesia mengembangkan energi nuklir sebagai sumber daya energi utama. Tujuannya guna mencapai kemandirian energi nasional yang dapat dimanfaatkan bagi seluruh rakyat, termasuk memenuhi kebutuhan industri.

"Sekarang sudah waktunya Indonesia mengembangkan energi nuklir. Sebab, energi nuklir yang dimanfaatkan secara baik dapat menopang industri nasional yang selama ini banyak bergantung pada gas," Soetrisno dalam ke‎terangan resminya di Jakarta, Kamis (25/8/2016).

Soetrisno menuturkan, energi merupakan sektor vital di Indonesia. Selama ini, energi menjadi penopang utama pendapatan negara. "Energi nuklir bisa jadi dorongan baru. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa bersikap ke arah itu," dia menuturkan.

Soetrisno menambahkan, sebagai bangsa yang kaya sumber daya energi, Indonesia jangan hanya mengandalkan untuk ekspor, tapi juga perlu dibangun untuk ketersediaan dan kebutuhan nasional.

Karena itu, agar energi berkontribusi lebih besar terhadap penerimaan negara, sambungnya, perlu dukungan Presiden yang berpihak untuk kepentingan nasional.

"Apapun rencana pemerintah meningkatkan penerimaan negara, seperti dari pajak maupun pertumbuhan industri, tidak akan optimal tanpa sokongan Presiden," ujar Soetrisno.

Dia juga menyoroti kaitan antara energi nasional, pasokan energi dan visi pemerintah untuk membangun dari wilayah pinggir. Dia menuturkan, salah satu bagian penting yang perlu dipikirkan adalah pemanfaatan gas sebagai kekayaan energi Indonesia yang harus terasa manfaatnya secara merata.

"Gas merupakan masalah yang krusial karena salah satu sumber energi di Indonesia," ucap Soetrisno.

Pemanfaatan gas, kata dia, harus dirasakan hingga ke wilayah Timur Indonesia yang sulit terjangkau. Menyikapi itu, infrastruktur pengembangan gas harus segera dibangun agar ketersediaan dan kebutuhan gas di wilayah tersebut berimbang.

"Pembangunan Indonesia harus mengarah secara merata. Untuk Indonesia Bagian Timur sebetulnya sudah harus dipikirkan rencana pembangunan Floating Storage Receiving Unit (FSRU), contohnya di Maluku dan Ternate," kata Soetrisno. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya