Antam Genjot Penjualan Emas di Negara Ini

Antam memperluas pasar penjualan emas ke negara selain India lantaran India berlakukan pembatasan impor.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Sep 2016, 10:15 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2016, 10:15 WIB
20151130-Harga-Emas-Kembali-Buyback-AY
Petugas menunjukan emas batangan di kantor BNI Syariah, Jakarta, Senin (30/11). Harga jual-beli kembali (buyback) emas Antam turun Rp 1.000 usai akhir pekan kemarin naik di tengah turunnya harga emas global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam), terus memperluas pasar penjualan hasil tambang emasnya. Tahun ini ada beberapa negara yang menjadi target perluasan pasar, yaitu Singapura, Tiongkok termasuk Hong Kong.

SVP Corporate Secretary Antam, Trenggono Sutioso mengungkapkan perseroan saat ini sudah melakukan pemasaran di tiga negara itu. Hanya saja hal itu belum dilakukan secara optimal.

Perluasan pasar ini karena Antam tidak bisa bergantung lagi pada pasar India setelah dibukanya pasar perdagangan bebas atau Free Trade ASEAN + India, yang pada tahun lalu menjadi penyumbang keuntungan penjualan terbanyak bagi perseroan.

‎"Namun memasuki tahun ini, ekspor ke India merosot, karena negara itu memberlakukan kebijakan pembatasan impor dengan hambatan tarif  termasuk komoditas emas. Kebijakan itu mengakibatkan pasar emas di India tidak lagi ekonomis sehingga berpengaruh besar terhadap Antam," kata Trenggono saat berbincang dengan wartawan seperti ditulis, Kamis (15/9/2016).

‎Antam memperkirakan penjualan hanya mencapai 10,996 ton pada 2016, menurun sekitar 22,45 persen dibanding realisasi penjualan emas yang mencapai 14,179 ton pada 2015.

Selain pasar mengalami penurunan penjualan karena pasar India tidak efektif lagi, hasil tambang emas Antam sendiri juga menurun pada 2015.

Karena dari tambang emas di Pongkor, Bogor, Jawa Barat, kadar emasnya semakin menurun. Dari yang sebelumnya setiap 1 ton batuan hasil tambang kini hanya memiliki kandungan emas 5 gram, sebelumnya bisa mencapai 15 gram.

Trenggono menambahkan, cadangan emas Pongkor diperkirakan mencapai 3,3 juta ton bijih atau setara 12 juta ton emas. Dengan begitu, bila tidak ada penambahan cadangan baru maka umur ekonomis tambang Pongkor diperkirakan hanya sampai 2019.

Untuk mengantisipasi penurunan produksi tersebut, kata Trenggono, Antam sedang mengajukan perizinan penggunaan kawasan hutan di wilayah luar Taman Nasional yang memiliki prospek cadangan emas.

Dari konsesi lahan sekitar 5.000 hektare yang dimiliki Antam, baru sekitar 500 hektare yang sudah dieksploitasi. Sisanya sekitar 4.500 hektare izin usaha penambangan (IUP) sedang diupayakan untuk mendapatkan izin eksplorasi.

"Untuk biaya eksplorasi tahun 2016 di Pongkor, Antam mengalokasikan dana sebesar Rp 5 miliar," ujar dia. (Yas/Ahm))

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya