Wapres JK Bakal Buka Peringatan Hari Listrik Nasional ke-71

Setidaknya ada sekitar 12 ribu desa yang saat ini belum teraliri listrik.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Sep 2016, 09:03 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2016, 09:03 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla akan membuka langsung peringatan Hari Listrik Nasional ke-71.
Wakil Presiden Jusuf Kalla akan membuka langsung peringatan Hari Listrik Nasional ke-71.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar peringatan Hari Listrik Nasional ke-71. Dalam gelaran yang berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, ini akan ada serangkaian seminar dan pameran. 

Rencananya, Wakil Presiden Jusuf Kalla akan membuka langsung acara ini pada pukul 09.00 WIB. Akan hadir bersama Jusuf Kalla adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir dan beberapa pejabat lainnya.

Sebelumnya, mantan ‎Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan, Indonesia merupakan negara dengan ekonomi yang terus mengalami geliat pertumbuhan. Namun dibalik itu, masih banyak daerah di Indonesia yang masyarakatnya belum bisa menikmati sumber daya energi, seperti listrik.

Sudirman mengatakan, saat ini rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia ‎berada di atas 5 persen per tahun. Jika bisa mengelola ekonomi dengan baik, maka Indonesia punya peluang besar untuk menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

"Dalam kondisi seperti saat ini, kita masih bisa tumbuh 5 persen. Dan dengan jumlah penduduk 250 juta itu besar, harusnya bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri. Jadi apabila diurus dengan baik Indonesia bisa menjadi negara nomor 4 atau 5 ekonomi terbesar dunia‎," ujar dia.

Namun sayangnya bertolak dengan pertumbuhan ekonominya, saat ini masih banyak wilayah ‎Indonesia masih belum menikmati listrik. Sudirman menyatakan, setidaknya ada sekitar 12 ribu desa yang saat ini belum teraliri listrik.

"Ada 12.559 desa kita tidak terjangkau listrik. Mereka jauh dari pembuat kebijakan (pemerintah pusat). Dan ada 30 juta masyarakat kita hidup dalam keadaan yang sulit. Banyak masyarakat kita masih masak pakai kayu. Sebagian besar malam itu gelap gulita.‎ Saran kesehatan dan air bersih juga masih jauh di bawah pas-pasan,"‎ kata dia.

Untuk mengatasi hal ini, lanjut Sudirman, pihaknya membuat program Indonesia Terang dan Patriot Energi. Melalui program ini, maka upaya pemerintah untuk menyediakan listrik bagi seluruh wilayah Indonesia semakin terarah. Dengan demikian, ‎seluruh masyarakat, baik di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil dan terluar bisa menikmati listrik sebagai jendela peradaban dunia. (Yas/Gdn)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya