Ini Program Perpajakan Pemerintah Setelah Tax Amnesty Rampung

Pemerintah akan merevisi UU Bea Materai dan melanjutkan pembahasan RUU Pajak Bumi Bangunan (PBB).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 04 Okt 2016, 20:28 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2016, 20:28 WIB
20160930-Tax-Amnesty-Jakarta-AY
Sejumlah orang menunggu untuk mengikuti program tax amnesty di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat (30/9). Hari terakhir ‎program tax amnesty banyak masyarakat memadati kantor pajak. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi sebagai tindak lanjut dari Program Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty. Strategi tersebut ditempuh untuk mereformasi perpajakan di Indonesia.

Direktur Perpajakan Internasional, Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) John Hutagaol mengatakan, ada beberapa Undang-undang (UU) yang bakal dibahas sebagai bagian dari reformasi pajak. 

Terdapat lima UU yang akan dibahas. Kelima Undang-Undang tersebut antara lain, Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Undang-Undang ini dibahas setelah masa program tax amnesty berakhir.

"Pertama KUP akan kami sempurnakan hak dan kewajiban wajib pajak dan DJP. Termasuk sanksi, dan seterusnya termasuk transformasi kelembagaan DJP dibahas di UU KUP," kata dia Seminar Kreativitas Industri Keuangan: Peluang Tax Amnesty di Babak Kedua di Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Kedua, dia mengatakan pemerintah akan melakukan pembahasan terhadap UU Pajak Penghasilan (PPh). Dia mengatakan, dalam ketentuan tersebut pemerintah akan merapikan struktur perpajakan.  "Ketiga UU PPN, rancangan selesai tinggal cari waktu yang tepat," ujar dia.

Selanjutnya, pemerintah juga melakukan pembahasan terkait UU Bea Materai dan terakhir RUU Pajak Bumi Bangunan (PBB). "Jadi 5 UU sudah siap menanti untuk dibahas setelah tax amnesty," ujar dia.

Terkait tax amnesty, dia mengatakan, pemerintah memiliki tujuan untuk meningkatkan kepatuhan pajak. Selain itu, pemerintah memiliki tujuan untuk memperbaiki basis pajak di Indonesia. "Kami ingin membangun basis pajak yang lebih baik," tandas dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya