Liputan6.com, Jakarta - Orang super kaya lebih memilih menghabiskan uangnya untuk belanja mobil mewah. Hal itu berdasarkan laporan terbaru dari perusahaan konsultan Bain.
Dari laporan itu menyebutkan kalau penjualan mobil mewah naik delapan persen pada tahun ini, dan itu sentuh level tertinggi di antara semua sektor termasuk seni, makanan, hotel dan anggur.
Bain memprediksi penjualan barang mewah tersebut secara global akan mencapai US$ 1,2 triliun atau 1,1 triliun euro pada 2016. Dari angka itu, 40 persennya akan digunakan untuk belanja mobil mewah.
Adapun merek-merek mobil mewah yang menjadi incaran antara lain Mercedes, BMW, dan Audi. Akan tetapi, pertumbuhan penjualan terbesar dialami oleh mobil-mobil kalangan atas yang didominasi Rolls Royce, Ferrari, dan Lamborghini. Pertumbuhannya mencapai 20 persen.
Baca Juga
"Mobil tersebut merupakan segmen terkecil, tapi mengalahkan semua segmen mewah lainnya," ujar Partner Bain Claudia D'Arpizio, seperti dikutip dari CNN Money, Sabtu (22/10/2016).
Siapa saja yang membeli mobil-mobil tersebut? D'Arpizio mengatakan, kalau pertumbuhan penjualan berasal dari negara-negara Teluk, Rusia, Indonesia dan China. Masyarakat di negara-negara Teluk bukan hanya membeli rumah, namun mobil-mobil impor, dan rumah kedua.
Sementara itu, Rusia meski alami resesi sejak 1,5 tahun lalu, tak menyurutkan orang-orang kaya di sana berhenti beli mobil. Mata uang Rusia rubel yang melemah membuat barang-barang di Rusia relatif murah.
Advertisement
Orang kaya di Rusia memilih menyimpan sebagian besar kekayaannya dalam dolar Amerika Serikat (AS) dan mata uang asing lainnya. Beberapa orang kaya Rusia bahkan membeli mobil mewah untuk menyimpan dan menjaga kekayaannya seiring rubel yang anjlok.
Tak semua barang mewah mencetak pertumbuhan positif. Bain menyebutkan kalau penjualan jet pribadi juga menurun. Penjualan jet pribadi menurun lima persen dengan penjualan US$ 19,6 miliar atau sekitar 18 miliar euro pada 2016. Sedangkan penjualan yacht cenderung stagnan. Adapun pengeluaran untuk pembelian barang mewah tersebut tumbuh empat persen sepanjang 2016.