Pengusaha Dukung Penutupan 10 Pabrik Gula Tidak Produktif

Penutupan pabrik ini dinilai sebagai langka efisiensi yang dilakukan oleh BUMN.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Nov 2016, 16:15 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2016, 16:15 WIB
Pengusaha Dukung Penutupan 10 Pabrik Gula Tidak Produktif
Pengusaha Dukung Penutupan 10 Pabrik Gula Tidak Produktif

Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menutup 10 pabrik gula tidak produktif. Penutupan pabrik ini dinilai sebagai langkah efisiensi yang dilakukan oleh BUMN.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe mengatakan mayoritas pabrik gula di Indonesia telah dibangun sejak zaman penjajahan Belanda. Pabrik-pabrik ini masih ‎menggunakan teknologi lama, sehingga tidak efisien dan terus mengalami kerugian.

"Pabrik-pabrik kita sekarang sudah ratusan tahun‎. Prinsipnya Kementerian BUMN harus berani ambil keputusan bagi unit usaha yang rugi, harus ditutup," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Sabtu (5/11/2016).

Menurut dia, daripada pemerintah terus mengucurkan bantuan melalui penyertaan modal negara (PMN) bagi operasional pabrik gula tersebut, lebih baik pabrik ini ditutup dan dibuka kesempatan bagi pihak swasta untuk berinvestasi.

"Enggak masalah, kalau rugi terus harus ditutup. Karena itu nyerap dana pajak kita (melalui PMN). Karena apa yang kita bayar pajak sekarang, BUMN itu diharapkan gunakan dananya benar-benar feasible, return-nya harus jelas. Sehingga uang pajak yang digunakan sebagai equity di situ harus menghasilkan. Sehingga fair kalau dia tutup. Swasta bisa masuk, kalau BUMN mau bikin lagi ya silakan," jelas dia.

Dengan masuknya investasi swasta untuk membangun pabrik gula, maka akan ada teknologi baru yang digunakan pada pabrik tersebut. Dengan demikian, pabrik ini tidak hanya menghasilkan gula, tetapi juga produk-produk lain yang bernilai tambah tinggi.

‎"Nanti akan terbentuk begitu. Sehingga industrinya lebih efisien. harus diinvestasi dengan teknologi yang baru. Kalau bicara gula, kita bisa ngomong alkohol, metanol, banyak pekerjaan yang bisa didapat," kata dia.

Sementara mengenai keberatan para petani tebu karena khawatir hasil tebunya tidak terserap jika 10 pabrik gula ini ditutup, menurut Adoe hal tersebut bisa diatasi jika swasta sudah masuk untuk membangun pabrik gula yang baru. Sehingga petani diharapkan tidak perlu khawatir akan hal ini.

"Kemudian dampaknya kepada masyarakat itu menjadi tugas swasta untuk memanfaatkan masalah itu. Untuk ikut berpartisipasi dalam kesempatan itu, jadi pasti ada yang masuk. Enggak mungkin ditutup kemudian hilang. Petani tidak perlu takut, pasti nanti akan diatur kami nanam tebu jenis ini, hasilnya ini, kita yang beli," tandas dia.

‎Sebagai informasi, 10 ‎pabrik gula yang rencananya akan ditutup antara lain PG Kanigoro, PG Rejosari, PG Purwodadi‎, PG Toelangan, PG Watoetoelis, PG Meritjan, PG Wringinanom, PG Pandjie, PG Olean dan PG Gondang Baru.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya