Rupiah Menguat dan Berada di Kisaran 13.300 per Dolar AS

Pelaku pasar juga sedikit berhati-hati dengan rencana kebijakan fiskal yang akan diambil oleh Donald Trump.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Nov 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2016, 12:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat pada perdagangan Selasa ini setelah terus mengalami tekanan pada perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan hari ini rupiah berada di kisaran 13.300 per dolar AS.

mengutip Bloomberg, Selasa (15/11/2016), rupiah dibuka di angka 13.350 per dolar AS. Level tersebut menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di level 13.375 per dolar AS.

Sejak pagi jingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.292 per dolar AS hingga 13.385 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal pekan, rupiah masih mampu menguat 3,32 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.338 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.358 per dolar AS.

Nilai tukar dolar AS memang melemah terhadap beberapa mata uang dunia lainnya. Bloomberg’s Dollar Spot Index yang merupakan indeks nilai tukar dolar terhadap 10 mata uang utama dunia lain melemah setelah berada di level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.

Dalam empat sesi perdagangan sebelumnya, dolar AS memang mengalami lonjakan 3,2 persen. Penguatan tersebut merupakan reli terbesar sejak 2009. Reli terjadi di tengah spekulasi pasar akan kebijakan ekonomi yang bakal diambil oleh presiden terpilih AS Donald Trump.

"Otoritas mungkin tidak ingin dolar AS terlalu melonjak sehingga nantinya justru menjadi beban buat ekonomi," jelas ekonom Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, New York, AS, Hiroshi Kurihara.

"Pelaku pasar juga sedikit berhati-hati dengan rencana kebijakan fiskal yang akan diambil oleh Trump yang ditargetkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hasilnya, pasar sedikit mengalami koreksi," tambah dia.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, meskipun ada potensi penguatan, rupiah masih akan tertahan pada perdagangan hari ini. Stabilitas politik jadi perhatian pelaku pasar.

Ke depan, fokus pelaku pasar tertuju pada kebijakan bank Indonesia yang merupakan respons terhadap ketidakpastian global di tengah keinginan mempertahankan suku bunga rendah. Instabilitas politik dalam negeri" yang meningkat ikut menggerus daya tarik aset rupiah," tutur dia. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya