Tak Ingin Bergantung Industri IT, Taiwan Genjot Sektor Lain

Taiwan tengah mengembangkan dengan masif ekonomi yang tidak hanya berlandaskan teknologi informasi, namun juga sektor industri lainnya.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 23 Nov 2016, 10:26 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 10:26 WIB

Liputan6.com, Jakarta Industri berbasis informasi teknologi masih menjadi tumpuan besar bagi Taiwan. Taiwan sendiri adalah salah satu negara yang punya sektor industri informasi dan teknologi yang cukup maju. Namun, pemerintah negara ini tengah mengembangkan industri lain agar Taiwan tak lagi bergantung pada industri teknologi.

Taiwan saat ini banyak menghasilkan produk teknologi, namun hanya sebatas original desain manufaktur tanpa pemasaran dan inovasi, dengan kata lain minim supply change.

"Kita tidak punya itu , kalau dari sisi produksi itu low margin. Oleh karen itu kita mengembangkan ekonomi terintegrasi," ujar Sekretaris Jenderal National Development Council Cheryl HJ Tseng saat ditemui di kantornya, Taiwan, Selasa (22/11/2016).

Dia menjelaskan, Taiwan tengah mengembangkan dengan masif ekonomi yang tidak hanya berlandaskan teknologi informasi, namun juga sektor industri lainnya. Contohnya permesinan canggih, energi hijau, alat pertahanan, hingga mengembangkan kawasan terintegrasi bak Sillicon Valley yang berlokasi di distrik Taoyuan.

"Tentu kita tetap mengembangkan ICT (information computer and teknologi) karena dasarnya Kita juga kembangkan inovasi industri," tutur dia.

National Development Council, lanjutnya layaknya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional di Indonesia. Dia mengatakan, pihaknya juga bertanggung jawab untuk merumuskan rencana pengembangan nasional selama 4 tahun ke depan.

"Ini akan dirilis pada Desember, kita juga akan mengirim ke anggota konsul dan meminta dukungan dari kabinet," jelasnya.

Semua itu dilakukan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Taiwan yang pada mengalami perlambatan. Di tahun ini, pertumbuhan ekonomi negara yang disebut juga Republic of China ini mencapai 1,2 persen.

"Ini juga pengaruh dari situasi ekonomi internasional yang kurang baik," jelas dia. (Zul/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya