Sri Mulyani: Perdagangan Internasional Melemah dalam 10 Tahun

Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, kondisi ekonomi global masih tidak pasti dan lemah.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Nov 2016, 11:43 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 11:43 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mendatangi Kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (23/11/2016). Kedatangannya kali ini untuk menjadi pembicara dalam acara Indonesia Economic Outlook 2017.

Pada acara yang dihadiri oleh pelaku industri pasar modal tersebut, Sri Mulyani menyampaikan kondisi ekonomi global saat ini yang tidak menentu. Dia menuturkan, kondisi global menjadi tidak menentu pasca terpilihnya presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Selain itu, kondisi perekonomian global juga dipengaruhi oleh fenomena keluarnya Inggris dari Eropa.

"Global ekonomi masih lemah dan tidak pasti. Pemilihan Presiden AS. Entah proses brexit baru akan sedang terjadi, dan di dalam pertempuran ide mengelola brexit bagi UK dan Eropa," kata dia di BEI Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Sri Mulyani menuturkan, kondisi ekonomi global memang kurang baik terutama sejak krisis 2008-2009. Sejak saat itu perdagangan internasional melambat dalam 10 tahun terakhir.

"Perdagangan internasional sangat lemah 10 tahun terakhir, sejak global financial crisis 2008-2009 , hampir semua pertumbuhan perdagangan internasional lebih lemah dari pertumbuhan ekonomi dunia," jelas dia.

Di sisi lain, Sri Mulyani menuturkan pemerintah tengah berupaya untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang adil dan makmur. Oleh karena itu, dia mengatakan fokus pemerintah saat ini ialah fokus pada pemberantasan kemiskinan dan kesenjangan.

"Mengurangi kesenjangan adalah tema yang penting. Dan saya ingin teman-teman di Bursa memikirkan bagaimana kontribusi hal tersebut. Tentu suatu ekonomi tidak akan bertahan, menjadi performance baik tanpa produktivitas. Di semua, Anda bicara manusia, korporasi, negara, itu produktivitas," ujar dia. (Amd/Ahm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya