Ekonomi RI Bisa Tumbuh 6 Persen, Ini Syaratnya

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai target pertumbuhan ekonomi lima perseroan merupakan angka yang realistis.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Des 2016, 10:57 WIB
Diterbitkan 08 Des 2016, 10:57 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 6 persen. Namun membutuhkan dana yang besar untuk menggerakkan roda ekonomi di dalam negeri.

Dia menjelaskan, saat ini pertumbuhan ekonomi 5 persen menjadi yang paling realistis. Namun bisa saja ekonomi Indonesia didorong tumbuh hingga 6 persen jika ada aliran dana yang masuk, salah satunya melalui opsi utang.

"Kalau kita fokus masalah ekonomi, kita tidak optimis benar, tapi jangan pesimis benar. Target pertumbuhan 5 persen angka yang sangat realistis. Kita bisa menulisnya 6 persen, tapi kita harus tambah utang, artinya membayar utangnya juga berat," ujar dia dalam Breakfast Meeting bertema Masa Depan Ekonomi Indonesia di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (8/12/2016).

JK menuturkan, jika Indonesia terus menambah utang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, nantinya akan semakin berat saat jatuh tempo. Namun utang bisa dilakukan demi meningkatkan produktivitas,

"Tapi apapun, makin tinggi, makin membayarnya makin mahal di kemudian hari. Tapi untuk kepentingan yang produktif tidak apa-apa,"‎ kata dia.

Sementara dari sisi defisit anggaran, lanjut JK, sebenarnya Indonesia masih berada pada level yang aman. Saat ini defisit anggaran Indonesia tercatat 2,14 persen. Sedangkan Malaysia telah mencapai 10 persen.

"Kita tidak ingin menutupi persoalan, bahwa menambah utang di Rp 1.000 triliun itu fakta yang terpaksa kita capai. Tapi kita masih lumayan, Malaysia defisitnya 10 persen, kita masih di bawah 3 persen," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya