Liputan6.com, Jakarta - Universitas Indonesia (UI) mencatat, ‎Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang jumlah penduduknya banyak mengkonsumsi rokok. Ironisnya, dari pengkonsumsi rokok tersebut 60 persen berasal dari masyarakat menengah ke bawah.
Melihat fenomena itu, Guru Besar Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany mengungkapkan, konsumsi rokok masyarakat Indonesia yang sangat besar tersebut harus dikendalikan demi menjaga masa depan bangsa.
Hasbullah menilai, dari hasil kajian yang ia lakukan harga rokok di Indonesia saat ini masih sangat murah. Harga rata-rata saat ini masih belum bisa mengendalikan para pengkonsumsi rokok.
Advertisement
Baca Juga
"Harga rokok Rp 50 ribu itu sudah idealnya, win wiin solution itu. Dengan harga itu kita bisa optimal turunkan konsumsi rokok," tegas di dalam diskusi di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Tak hanya itu, dari sisi hilir, Hasbullah juga meminta pemerintah bisa membatasi iklan-iklan yang dilakukan para pengusaha rokok. Banyaknya iklan menjadi salah satu pemicu meningkatnya pengkonsumsi rokok di Indonesia.
Dengan dinaikkannya harga rokok tersebut, pemerintah juga harus mengimbangi dengan memberikan berbagai insentif supaya industri tembakau bisa beralih jenis usaha yang tidak merusak masa depan bangsa.
"Jadi banyak yang mikir cukai naik, mereka bangkrut, tidak. Mereka itu senang-senang saja kalau pindah industri, asal penghasilan mereka bertambah. Makanya ini tugas pemerintah untuk membimbing mereka," papar dia. (Yas/Gdn)