Organda Ingatkan Sopir Bus Tak Jadikan Klakson Telolet Mainan

Masyarakat heboh dengan fenomena telolet saat ini.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Des 2016, 19:48 WIB
Diterbitkan 22 Des 2016, 19:48 WIB
Kisah Bus Efisiensi Si Pengguna Telolet Pertama Bertahan di Jawa
Bus PO Efisiensi. (dok. busnesia.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha angkutan darat telah mengeluarkan himbauan kepada para pengemudi‎ bus untuk tidak lagi membunyikan klakson di sembarang tempat. Hal ini menyusul fenomena 'om telolet om' yang tengah ramai di media sosial.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, pada dasarnya klakson yang dipasang di kendaraan digunakan hanya untuk ‎keadaan tertentu seperti untuk memberikan peringatan kepada pengendara lain atau pejalan ka‎ki.

‎"Klakson itu kan dibutuhkan hanya untuk keadaan terdesak, misalnya ada yang mau menyeberang, atau mengingatkan kendaraan di depan, tapi bukan untuk mainan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (23/12/2016).

Shafruhan mengakui, selama ini banyak pengemudi bus yang membunyikan klakson bukan pada tempatnya.‎ Namun dirinya menyayangkan tindakan pengemudi tersebut karena klakson dengan suara yang keras berpotensi menimbulkan kecelakaan jika tidak digunakan dengan tepat.‎

"Tapi banyak pengemudi bus atau truk yang membunyikan klakson itu. Itu kan suaranya menggema besar. Bayangkan ada pengemudi yang punya penyakit jantung, itu kan bahaya," kata dia.

Oleh sebab itu dirinya bersama dengan Organda di ‎daerah lainnya telah berkoordinasi untuk memberikan himbauan kepada para pengemudi untuk tidak membunyikan klakson telolet di sembarang tempat. Terlebih lagi hal tersebut hanya untuk dijadikan mainan.

‎"Kita himbau pada para pengemudi bus dan truk khususnya yang klaksonnya besar pada tempatnya, jangan di sembarang tempat. Supaya tidak mengganggu p‎engemudi yang lain. Jadi membunyikan harus pada tempatnya," ‎tandas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya