Inflasi 2016 Mencapai 3,02 Persen

Dari 82 kota yang disurvei BPS, 78 kota mencatat inflasi dan empat kota deflasi.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Jan 2017, 11:20 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 11:20 WIB
Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 0,42 persen pada Desember 2016. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-Desember) mencapai 3,02 persen.

"Dengan demikian inflasi di 2016, atau secara tahun kalender Januari-Desember sebesar 3,02 persen," ujar ‎Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS Jakarta, Selasa (3/1/2016).

Dia mengatakan, dari 82 kota yang disurvei  BPS, 78 kota mencatat inflasi dan empat kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Lhokseumawe yaitu sebesar 2,25 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Manado yaitu 1,52 persen.

"Inflasi tertinggi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen. Kemudian di Padang Sidempuan. Sedangkan untuk deflasi terendah di Manado yaitu -1,52 persen," dia menuturkan.

Menurut Suhariyanto, data inflasi ini menunjukan harga berbagai komoditas di Desember 2016 relatif terkendali dibandingkan periode yang sama di 2015. "Seluruh harga sangat terkendali dibandingkan Desember 2015‎," ungkap dia.

Sebelumnya, Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto memprediksi inflasi khusus di Desember 2016 sekitar 0,5 persen atau lebih tinggi dari proyeksi pemerintah sebesar 0,3 persen.

"Dugaan saya inflasi Desember tahun lalu bisa mencapai 0,5 persen. Jadi tidak mungkin seperti yang diperkirakan pemerintah 0,3 persen. Karena di Desember 2015 saja 0,96 persen karena ada momen Natal dan Tahun Baru," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com,.

Menurut Eko, rendahnya perkiraan inflasi di Desember 2016 dibandingkan periode yang sama 2015 karena terjadi penurunan daya beli masyarakat di kuartal IV 2016. Daya beli yang merosot, dipengaruhi perlambatan ekonomi nasional sebagai imbas dari pelemahan ekonomi dunia.

"Akibat daya dorong pertumbuhan ekonomi kurang, daya beli masyarakat jadi rendah. Tapi tetap ada inflasi karena momen libur panjang Natal dan Tahun Baru yang digunakan untuk rekreasi dan belanja. Ditambah lagi kenaikan angkutan bus telolet sampai 30 persen untuk mudik," jelas Eko.

Dengan demikian, Eko meramalkan inflasi pada Januari-Desember 2016 atau sepanjang tahun lalu mencapai 3 persen. Perkiraan tersebut masih dalam proyeksi pemerintah berkisar 3 persen-3,1 persen di akhir 2016. "Inflasi tahunan diperkirakan sekitar 3 persen," dia menuturkan. (Dny/Nrm)   

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya