Gagal Cabut Subsidi Listrik 900 VA, Negara Tekor Rp 12,4 Triliun

Menkeu Sri Mulyani menyatakan realisasi anggaran subsidi listrik lebih tinggi dari pagu yang telah ditetapkan di APBN-P 2016.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Jan 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 20:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyatakan, terjadi pembengkakan anggaran subsidi listrik sebesar Rp 12,4 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sementara. Kenaikan tersebut harus ditanggung pemerintah karena Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) gagal mencabut subsidi listrik untuk golongan 900 VA di 2016.

"Anggaran subsidi listrik membengkak sebesar Rp 12,4 triliun di APBN-P 2016 sementara. Ini yang jadi perhatian kita," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Selasa (3/1/2016).

Dia mengatakan, realisasi anggaran subsidi listrik lebih tinggi dari pagu yang telah ditetapkan di APBN-P 2016 karena penundaan kebijakan penyesuaian tarif untuk golongan 900 VA.

"Rencana awal menaikkan tarif listrik golongan 900 VA, tapi ternyata ditunda sehingga mengalami anggaran naik 24 persen di realisasi sementara dibandingkan pagu APBN-P 2016," Sri Mulyani menerangkan.

Berdasarkan realisasi sementara APBN-P 2016, subsidi energi mengalami kenaikan 13,2 persen menjadi Rp 106,8 triliun. Padahal pagunya dialokasikan hanya Rp 94,4 triliun.

Pembengkakan terjadi di pos subsidi listrik yang melampaui target. Di APBN-P 2016, pagu subsidi listrik sebesar Rp 50,7 triliun. Akan tetapi realisasinya mencapai Rp 53,1 triliun atau 124,6 persen dari target. Sementara anggaran subsidi BBM, elpiji, dan BBN antara realisasi dan target seimbang, yakni Rp 43,7 triliun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya