Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) fokus melakukan efisiensi dalam biaya Pokok Produksi (BPP) listrik agar harga listrik dari pembangkit turun. Hal tersebut tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPT) 2017-2026.
Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistirkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Triboesono mengatakan, PLN telah menyampaikan draft RUPTL 2017-2026 ke Kementerian ESDM. Salah satu hal yang menjadi fokus dalam RUPTL tersebut adalah efisiensi.
Baca Juga
Pembangunan pembangkit listrik dilakukan sesuai dengan potensi energi yang ada di masing-masing wilayah, dengan begitu akan mengurangi biaya distribusi energi sehingga akan menekan BPP yang berujung pada murahnya harga jual listrik dari pembangkit.
Advertisement
"Beberapa hal yang menjadi perhatian Pemerintah atas draft RUPTL itu, satu PLN agar melakukan cost efisiensi menyeluruh termasuk pengembangan pembangkit dan mengutamakan energi setempat sehingga dalam jangka panjang BPP akan semakin menurun," kata Agus, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Agus melanjutkan, dalam RUPTL tersebut PLN juga foksu melistriki desa-desa yang saat ini belum berlistrik melalui program listrik desa, khususnya di wilayah Indonesia Timur, seperti Maluku dan Papua.
Menurut Agus, RUPTL tersebut juga menyinggung program 35 ribu Mega Watt (MW), yang tetap harus sesuai dengan target kapasitasnya, dan pencapaiannya sesuai dengan waktu yang ditetapkan yaitu pada 2019.
"Target pengoperasian pembangkit dalam 35 MW tidak dimundurkan dalam neraca daya, dengan tujuan agar semua pihak tetap komitmen untuk menyelesaikan program 35 ribu mw semaksimal mungkin pada akhir 2019 sudah selesai pengadaanya," tutup Agus.