Rupiah Mampu Menguat Bersama Mata Uang Asia Lainnya

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.340 per dolar AS hingga 13.365 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Feb 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2017, 13:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat pada perdagangan Rabu pekan ini. Dolar AS memang tertekan akibat kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Bloomberg, Rabu (1/2/2017), rupiah dibuka di angka 13.349 per dolar AS, menguat jika dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.369 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.340 per dolar AS hingga 13.365 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 0,89 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.349 per dolar AS, tak banyak bergerak jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.343 per dolar AS.

Dolar AS tergelincir pada perdagangan Selasa kemarin setelah Trump mengatakan bahwa China dan Jepang harus melihat kembali kebijakan nilai tukar mereka. Selain itu, penasehat perdagangan dari Trump juga menyatakan bahwa nilai tukar euro sudah terlalu di bawah pasar.

Pemerintah Jepang sendiri menyatakan bahwa kebijakan nilai tukar yang mereka ambil tidak ada kaitannya dengan manipulasi. Kebijakan moneter mereka semata-semata lebih karena alasan domestik.

Analis Societe Generale SA, London, Kit Juckes, menjelaskan bahwa agak sulit untuk melihat arah dolar AS saat ini dengan kebijakan yang diambil oleh Trump.

Sedangkan Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah sedang menikmati dampak dari pelemahan dolar AS. Penguatan rupiah ini bersama dengan kurs lain di Asia.

Namun, penguatan rupiah tak terlalu besar karena adanya sentimen negatif dari dalam negeri yaitu inflasi yang naik. "Tingginya ketidakpastian politik juga menjadi sentimen negatif yang ada," jelas dia. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya