‎Kepala BKPM: Aksi Demo Justru Berdampak Positif Bagi Investasi

BKPM berupaya terus berkoordinasi dengan Kementerian lain dalam implementasi paket-paket kebijakan yang sudah diterbitkan pemerintah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Feb 2017, 17:45 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2017, 17:45 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong tidak terlalu khawatir dengan banyaknya demo atau unjuk rasa yang terjadi jelang Pilkada Serentak 2017. Aksi demo justru memberikan dampak positif kepada iklim investasi.

Thomas menjelaskan, aksi demo bisa memberikan sinyal positif kepada investor. "Menurut saya, demo itu sesuatu yang positif. Karena ini mencerminkan kedewasaan kita sebagai negara demokrasi, ini justru lebih aman," kata Lembong di Hotel Fairmount, Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Selain itu, aksi demo yang berlangsung selama ini berlangsung dengan damai. Hal tersebut menandakan bahwa aksi demo tidak akan membahayakan kepada dunia bisnis atau dunia usaha. Aksi ini, dipandang Lembong sebagai bentuk masyarakat Indonesia dalam berekspresi.

Thomas melihat, banyak negara di dunia yang dalam masa roformasi namun tidak didukung oleh masyarakatnya, alhasil banyak bentrok dan konflik-konflik yang bersifat anarki. Hal ni yang menimbulkan negara yang bersangkutan memiliki citra negatif di mata investor.

‎"Menurut saya ini sesuatu yang positif bagi investor dibanding misalnya negara-negara lain dimana demo itu tidak diperbolehkan, otoriter atau boleh tapi berujung atau malah kacau. Kita liat demo-demo kmrn tertib damai, itu mencerminkan suatu kedewasaan," papar Thomas.

Dia mengaku, untuk menggenjot investasi di 2017, BKPM berupaya terus berkoordinasi dengan Kementerian lain dalam implementasi paket-paket kebijakan yang sudah diterbitkan pemerintah. Diakuinya, saat ini belum semuanya berjalans ecara efektif.

"‎Contoh-contih negatif ada beberapa paket kebijakan ekonomi, seperti formula upah minimum masih blm sepenuhnya dipatuhi oleh Pemda, apalagi kalau tadi ditanya pilkada itu ada kecenderungan upah minimum dinaikin gila-gilaan, jadi memang itu contoh kita harus lebih implementatif," tutupnya.

Untuk diketahui, BKPM mencatatat realisasi investasi kuartal IV 2016 sebesar Rp 159,4 triliun. Dengan raihan tersebut, secara akumulatif tahun 2016 (Januari-Desember) realisasi investasi mencapai Rp 612,8 triliun.

Realisasi investasi tahun ini lebih dari target yang ditetapkan sebesar Rp 594,8 triliun atau telah menembus 103 persen. Sementara, realisasi tahun 2015 yakni Rp 545,4 triliun.

Lebih rinci di 2016 jumlah penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 216,2 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp 396,6 triliun. Sementara di 2015, PMDN sebesar Rp 179,5 triliun dan PMA Rp 365,9 triliun. (Yas/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya