Ekonom: Implementasi Paket Kebijakan Ekonomi Tak Terasa ke Daerah

Pemerintah berencana kembali meluncurkan paket kebijakan ekonomi jilid XV.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Feb 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2017, 12:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana kembali meluncurkan paket kebijakan ekonomi jilid XV. Namun pengamat menilai 14 paket kebijakan yang sebelumnya telah dirilis belum menunjukkan hasil yang optimal.

Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan, tujuan utama dari dirilisnya paket kebijakan yaitu untuk mendorong daya saing industri nasional, meningkatkan lapangan kerja, mendorong daya beli masyarakat dan memacu pertumbuhan ekonomi.

Namun‎, lanjut dia, hasil dari 14 paket kebijakan terlihat belum mengena pada empat tujuan tersebut. "Paket-paket kebijakan yang telah dirilis pemerintah tidak fokus berdasar sektor yang ingin dituju," ujar dia di Jakarta, Kamis (9/2/2017).

Menurut Heri, harus dibuat analisis paket kebijakan berdasarkan pada sektor utama yang ingin disasar, yaitu sektor pendukung industri.

Selain itu, selama ini ekspektasi terhadap 14 paket kebijakan diharapkan berdampak besar dalam jangka pendek, tetapi sejauh ini dampaknya dirasakan tidak signifikan. Salah satunya karena implementasi paket kebijakan ini tidak sampai ke tingkat daerah.

‎"Harusnya bisa diimplementasikan di daerah karena industri dan kegiatan bisnis paling banyak di daerah. Jadi yang harusnya mereka yang nikmati ini tapi tidak jalan di daerah‎," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pengamat Ekonomi Indef Abdul Manap Pulungan. Menurut dia, jika implementasi paket kebijakan berjalan lambat, maka dampaknya baru bisa dirasakan dalam jangka panjang.

"Sudah ada 14 paket, cuma memang dia akan terlihat bagus saja di pusat. Tapi tidak tau implementasi di daerah, karena paket lebih ke birokratisasi dan perubahan regulasi. Itu yang sangat membutuhkan waktu sangat panjang untuk melihat respon dari paket tersebut," tandas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya