Menaker: Isu TKI Dibahas di Kerja Sama IEU-CEPA

Isu ketenagakerjaan dan TKI menjadi salah satu topik pembahasan dalam kerjasama antara Indonesia dan Eropa.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Feb 2017, 15:32 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2017, 15:32 WIB

Liputan6.com, Jakarta Isu ketenagakerjaan dan TKI alias tenaga kerja Indonesia menjadi salah satu topik pembahasan dalam kerjasama antara Indonesia dan Eropa. Saat ini, Indonesia dan Eropa terus berunding untuk mewujudkan kerja sama di bidang ekonomi yakni Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan, banyak isu yang dibahas dalam IEU-CEPA. Termasuk di dalamnya masalah ketenegakerjaan.

Bagi Indonesia, kerja sama ini menjadi peluang tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk masuk ke Eropa, khususnya untuk pekerja level menengah.

"Sekarang kan sedang dinegosiasikan menyangkut semua isu yang dibahas dalam perundingan CEPA. Termasuk mengenai tenaga kerja. Salah satu concern kita memang adalah mendorong agar pekerja kita yang level menengah bisa masuk ke Eropa," kata dia usai bertemu dengan puluhan duta besar Eropa di Kementerian Tenaga Kerja Jakarta, Selasa (14/2/2017).

Sementara, Eropa sendiri juga memiliki kepentingan untuk memasukan tenaga kerjanya ke Indonesia. Salah satu poin permintaan yang diinginkan Eropa ialah durasi penggunaan TKI.

"Intinya mereka ingin ada kemudahan di dalam pengurusan izin tenaga kerja asing, baik itu menyangkut soal durasinya. Karena memang dalam aturan kita setahun. Mereka minta apa bisa langsung sekalian panjang. Lima tahun atau berapa. Kita katakan itu akan jadi catatan kita dan akan kita lihat perkembangannya," jelas dia.

Namun, Hanif menegaskan, pertemuan kali ini hanya membahas perkembangan ketenagakerjaan di masing-masing negara.

"Tapi hari ini kita tidak terlalu dalam diskusi mengenai CEPA. Kita hanya menyampaikan concern mengenai ‎Indonesia itu dan teman-teman dubes dari seluruh negara Eropa ini juga menyampaikan concern mereka baik terkait hubungan TKA, maupun juga keinginan mereka untuk berinvestasi di Indonesia. Sehingga iklim investasi harus benar-benar mendukung," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya