Modal Utama Kurangi Kemiskinan, Pemda Diminta Fokus Bangun MCK

Pemenuhan kebutuhan dasar Mandi, Cuci, Kakus (MCK) harus jadi fokus dan alokasi anggaran utama di masing-masing pemerintah daerah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Mar 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2017, 12:00 WIB
Aktivitas Warga Bantaran Kali Ciliwung
Masih banyak warga bantaran kali Ciliwung Jakarta yang memanfaatkan air kali untuk kehidupan sehari - hari. Tampak beberapa warga memanfaatkan air kali Ciliwung sebagai tempat Mandi Cuci Kakus (MCK), Jakarta, Jumat (20/2/2015). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menganggap Indonesia menjadi salah satu negara yang tertinggal dalam penyediaan layanan dasar terutama Mandi, Cuci, Kakus (MCK).

Padahal, kata dia, seharusnya masalah pemenuhan kebutuhan dasar tersebut menjadi fokus dan alokasi anggaran utama di masing-masing pemerintah daerah (pemda).

"Indonesia termasuk sangat tertinggal dalam pembangunan MCK. Orang kota itu kebutuhan biasa, tetap tidak terjadi di semua desa, di semua rumah di sana, kita perlu membangun itu," jelas dia di di kantornya, Kamis (2/3/2017).

‎Pemenuhan kebutuhan dasar itu, menurut Sri Mulyani menjadi modal utama dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

"Kalau keluarga nggak ada MCK atau air bersih, tidak mungkin anaknya sehat, kalau tidak sehat, tidak mungkin jadi warga yang produktif, kalau tidak produktif itu tidak hanya menjadi beban keluarga, tapi juga negara," tegas dia.

Pada 2017, dana tranfer ke daerah mencapai Rp 764 triliun, atau meningkat jika dibandingkan 2016 yang sebesar Rp ‎623 triliun. Sri Mulyani berharap, anggaran itu bisa dibelanjakan lebih efektif demi pemenuhan kebutuhan dasar di beberapa wilayah Indonesia.

Seiring kenaikan dana transfer daerah tersebut, Sri Mulyani juga meminta manajemen pengelolaan dan perencanaan di daerah untuk terus diperbaiki. Dengan begitu, dana transfer ke daerah bisa kredibel dan efektif dalam mengurangi kemiskinan di daerah. (Yas/nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya