Nilai Tukar Petani Terus Merosot, Ini Kata Menkeu

BPS melaporkan nilai tukar petani (NTP) terus mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Mar 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2017, 09:30 WIB
20170110-Sri-Mulyani-AY1
Sri Mulyani saat memberi arahan pejabat Eselon I dan II dalam Rakernas Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/1). Sri Mulyani membahas pengaruh pertumbuhan ekonomi China terhadap dunia dan Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai tukar petani (NTP) terus mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Pada Februari, NTP tercatat ‎100,33 atau turun 0,58 persen dibandingkan Januari 2017.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah baik pusat maupun daerah harus hati-hati dalam menjaga indeks harga konsumen. Sebab, di beberapa daerah yang indeks harga konsumennya mengalami deflasi berdampak pada NTP di daerah tersebut.

"Kan ada beberapa yang kita lihat, ada daerah‎ maupun komoditas yang menyumbangkan deflasi. Kita juga harus hati-hati kalau deflasi itu menyumbang nilai tukar petani, ada kelompok masyarakat yang harus kita lindungi dari sisi daya belinya," ujar dia di Jakarta, Rabu (1/3/2017) malam.

Untuk tingkat inflasi secara keseluruhan, Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga inflasi pada level yang ditentukan, yaitu di bawah 4 persen. ‎Dia berharap inflasi bisa tetap terkendali sepanjang tahun ini.

"Namun kalau dari keseluruhan inflasi tentu kita terus berupa agar stabiltas harga-harga itu tetap terjaga dalam jangka waktu selama 1 tahun ini," ‎tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya