Menkeu: Aset dan Kapitalisasi Jasa Keuangan Capai Rp 16 Ribu T

Aset industri keuangan sangat utama menjalankan fungsi moneter, investasi dan pembayaran.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Mar 2017, 19:14 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2017, 19:14 WIB
Menkeu Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Pemilihan Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK), Sri Mulyani Indrawati mengaku telah bekerja keras menyelesaikan seluruh rangkaian seleksi tahap I sampai IV.

Tugas ini dilakukan untuk mendapatkan pimpinan OJK periode 2017-2022 yang kredibel, integritas, dan profesional mengingat nilai aset industri jasa keuangan yang sangat fantastis.

"Sejak 18 Januari 2017 kami bekerja melakukan seleksi karena aset dan kapitalisasi pasar industri jasa keuangan per Desember 2016 mencapai Rp 16 ribu triliun. Ini adalah industri yang penting," tegas Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Senin (13/3/2017).

Dia menuturkan, bukan hanya dari aset dengan nilai luar biasa besar, industri jasa keuangan memiliki fungsi dan peranan sangat penting sebagai penghimpun dana atau investasi masyarakat. Investasi tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja, dan memberantas kemiskinan.

"Presiden mengingatkan industri keuangan dengan aset Rp 16 triliun ini sangat penting. Jadi Pansel harus bekerja memilih DK OJK yang profesional, integritas, dan tidak terafiliasi politik karena dikhawatirkan menimbulkan kepentingan," jelas Sri Mulyani.

Salah satu Anggota Pansel Calon DK OJK, Agus Martowardojo mengungkapkan, OJK diharapkan dapat menjadi institusi kredibel dalam menjalankan amanat Undang-undang (UU) pengawasan terintegrasi industri jasa keuangan, mulai dari perizinan sampai kepada perlindungan konsumen.

"Jadi sektor jasa keuangan harus diperhatikan. Karena industri jasa keuangan Indonesia memiliki aset dan kapitalisasi pasar mencapai Rp 16 ribu triliun per Desember 2016. Aset ini sangat utama menjalankan fungsi-fungsi moneter, investasi, pembayaran," jelas dia.

Agus menuturkan, sebesar 71 persen perekonomian Indonesia masih dibiayai sektor perbankan. Perbankan, Ia mengatakan, menjadi salah satu sektor yang diawasi OJK. Inilah pentingnya menjaga sektor keuangan karena apabila satu sektor keuangan goyang, maka dampaknya besar bagi perekonomian nasional.

"Pentingnya menjaga stabilitas sektor keuangan. Satu sektor keuangan yang tidak sehat akan berdampak pada kemampuan pertumbuhan ekonomi negara ini dan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan serta makro ekonomi suatu negara," tegas Mantan Menteri Keuangan itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya