Jangan Lupakan 3 Hal Ini Saat Merencanakan Keuangan

Dalam merencanakan keuangan, Anda juga harus melihat nilai pajak penghasilan yang ditetapkan pemerintah.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Apr 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2017, 10:00 WIB
20151103-Ilustrasi Mengelola Perencanaan Keuangan (iStockphoto)
Ilustrasi Mengelola Perencanaan Keuangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang berkata merencanakan keuangan itu sangat mudah. Cukup dengan tetapkan tujuan lalu mulai menyisihkan penghasilan hingga dana untuk mewujudkan tujuan tersebut terkumpul. Padahal sebenarnya merencanakan keuangan tersebut tak semudah itu. 

Merencanakan keuangan tidak hanya masalah menyisihkan uang tetapi juga harus memikirkan mengenai risiko yang akan dihadapi ke depan. Jika merencanakan keuangan, Anda harus bisa menebak apa yang akan terjadi ke depan. 

Sejauh ini, para perencana keuangan selalu menggunakan asumsi-asumsi yang sangat kritis dalam membuat perencanaan keuangan bagi nasabah atau klien. Mereka memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Tentu saja, prediksi tersebut bisa tepat tetapi juga bisa meleset. Ada beberapa patokan para perencana keuangan dalam memperkirakan risiko yang terjadi di masa depan. Berikut ini patokan-patokan tersebut, seperti dikutip dari bizjournals, Jumat (7/3/2017):

1. Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga barang yang terjadi terus-menerus. Kenaikan harga tersebut terkait dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi.

Secara mudah, inflasi juga bisa dijelaskan dengan penurunan nilai mata uang. Contohnya, 10 tahun lalu harga sepotong pisang goreng hanya Rp 250. Namun saat ini sudah mencapai Rp 1000. Artinya, jika Anda menyimpan uang Rp 250 maka saat ini nilainya sudah menyusut karena sudah tidak bisa untuk membeli barang yang 10 tahun lalu bsia dibeli dengan uang tersebut.

Saat merencanakan keuangan, Anda jangan pernah tinggalkan faktor inflasi ini. Anda harus menghitung dan memperkirakan tingkat inflasi tahunan agar nilai yang Anda simpan tidak susut. 

2. Pajak penghasilan

Dalam merencanakan keuangan, Anda juga harus melihat nilai pajak penghasilan yang ditetapkan pemerintah. Seluruh Wajib Pajak, baik perusahaan maupun perorangan harus menyesuaikan perhitungan besaran pajak penghasilan.

 

3. Harapan hidup

harapan hidup perlu menjadi perhitungan saat merencanakan keuangan. Banyak faktor yang mempengaruhi harapan hidup mulai dari kesehatan dan haya hidup

Wharton School Dean Foster membuat matriks 40 faktor umum untuk menentukan harapan hidup. Wharton School Dean Foster  juga mengembangkan formulir singkat untuk perencanaan keuangan.

Semakin lama satu kehidupan, semakin akan dikenakan biaya. Berkurangnya hidup seseorang, semakin sedikit waktu memperoleh dana yang dimiliki dan untuk tujuan rencana masa depan. (Dian Ayu/Gdn) 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya