Tingkatkan Layanan, AJB Bumiputera Lakukan Reorganisasi

Reorganisasi juga menghasilkan struktur 16 departemen dan dua unit kerja khusus, untuk perusahaan dan pengendalian restrukturisasi.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Mar 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2017, 10:00 WIB
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912

Liputan6.com, Jakarta Setelah menyelesaikan restrukturisasi dan memonetisasi aset, ‎Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera atau yang kini PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB) melakukan reorganisasi perusahaan.

‎Pengelola Statuter AJB Bumiputera bidang SDM, Umum dan Komunikasi‎ Adhie M Massardi mengatakan, sebagai bentuk reorganisasi, pihaknya telah melakukan migrasi lebih dari 1.000 karyawan ke PT AJB dan 225 karyawan ke PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera (AJSB).
 
“Setelah melakukan migrasi lebih dari 1.000 karyawan ke PT AJB dan sekitar 225 karyawan ke PT AJSB. AJB Bumiputera memang harus lekas melakukan reorganisasi, mengingat yang bermigrasi ke dua PT (AJB dan AJSB) itu bukan hanya karyawan biasa, tapi juga sejumlah kepala bagian dan kepala departemen,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Selain itu, reorganisasi juga menghasilkan struktur 16 departemen dan dua unit kerja khusus, untuk perusahaan dan pengendalian restrukturisasi. Pengelola Statuter juga tidak akan menjalankan kebijakan lay-off alias PHK massal.
 
“Karena itu, kabinet AJB Bumiputera sekarang ini adalah kabinet pelayanan dengan sekitar 1.950 karyawan yang tersebar masing-masing tiga orang di setiap cabang. Sehingga dengan demikian ke depan nanti proses pembayaran klaim atas polis yang sudah jatuh tempo, baik karena habis masa kontrak maupun meninggal dunia, bisa dilayani secara lebih cepat,” jelas dia.
 
Adhie mengakui, kinerja AJBB sekarang ini memang masih belum optimal. Namun demikian, kalau dibaca dengan variabel year-on-year, tampak lebih efisien dan secara rasio lebih baik.

Misalnya, pendapatan premi lanjutan pada Februari 2016 tercapai 87,37 persen dari target Rp 278,25 miliar. Sedangkan pada Februari 2017 mencapai 93,9 persen dari target Rp 232,9 miliar. Demikian pula dalam hal pembayaran klaim, Februari 2017 lebih baik dibandingkan Februari tahun sebelumnya.
 
Namun yang paling penting dalam kabinet baru di AJBB ini, kata Adhie, organisasi dan karier karyawan ke depan akan menjadi lebih terbuka dan kompetitif, karena dibentuknya Tim Penilai Akhir (TPA) untuk posisi-posisi strategis, termasuk untuk jabatan pimpinan di anak-anak perusahaan. TPA ini terdiri dari Kadep SDM, Kadep Pengawasan Internal, dan Kadep Bisnis dan Investasi.
 
“Semua masih dalam kontrol Pengelola Statuter, sehingga kalau kelak ada masalah di tengah jalan, kami bisa bertindak secara tegas dan proporsional. Termasuk dalam mengontrol aset-aset perusahaan yang dijaminkan,” tandas dia.(Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya