RI Cetak Surplus Neraca Dagang US$ 1,23 Miliar di Maret

Nilai ekspor Indonesia pada Maret mencapai US$ 14,59 miliar atau lebih tinggi daripada realisasi impor di periode yang sama tahun lalu.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Apr 2017, 11:50 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2017, 11:50 WIB
Neraca Dagang
Neraca Dagang

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan nasional surplus pada Maret mencapai US$ 1,23 miliar. Hal ini dipicu surplus sektor nonmigas US$ 2,02 miliar, sementara neraca perdagangan di sektor migas defisit US$ 781,5 juta.

Kepala BPS Suhariyanto, atau yang akrab disapa Kecuk, mengatakan kinerja nilai ekspor Indonesia pada Maret mencapai US$ 14,59 miliar atau lebih tinggi daripada realisasi impor di periode yang sama sebesar US$ 13,36 miliar.

"Terjadi suplus perdagangan di Maret ini sebesar US$ 1,23 miliar atau lebih rendah dibanding Januari dan Februari. Didominasi surplus nonmigas," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (17/4/2017).

Lebih rinci, Kecuk menjelaskan, kinerja ekspor Indonesia meningkat 15,68 persen di Maret ini menjadi US$ 14,59 miliar dibanding Februari 2017. Sementara dibandingkan Maret 2016 yang sebesar US$ 11,81 miliar, nilai ekspor melonjak 23,55 persen.

Sementara total ekspor sepanjang Januari-Maret ini mencapai US$ 40,61 miliar, naik 20,84 persen daripada periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 33,60 miliar.

Ekspor nonmigas tumbuh lebih tinggi 21,61 persen dari US$ 30,14 miliar menjadi US$ 36,66 miliar.

"Pertumbuhan ekspor di Maret dan secara kumulatif sangat menggembirakan. Khusus di bulan ketiga, ini adalah nilai ekspor bulanan tertinggi sejak Januari 2015," Kecuk menerangkan.

Dilihat dari kinerja impor, nilainya di Maret 2017 meningkat 17,65 persen menjadi US$ 13,36 miliar dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan dibanding Maret 2016 yang realisasinya US$ 11,30 miliar, nilai impor bulan ketiga ini meningkat 18,19 persen. Paling besar kenaikan impor nonmigas sebesar 24,94 persen.

Secara kumulatif, impor Januari-Maret tahun ini mencapai US$ 36,68 miliar atau naik 14,83 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 31,94 miliar. Kinerja impor nonmigas naik 7,38 persen dari US$ 28,05 miliar di Januari-Maret 2016 menjadi US$ 30,12 miliar di periode yang sama 2017.

"Jadi surplus di Januari-Maret 2017 mencapai US$ 3,93 miliar, karena surplus nonmigas US$ 6,54 miliar dan migas defisit US$ 2,61 miliar. Realisasi surplus kumulatif ini tertinggi sejak Januari-Maret 2012," Kecuk mengatakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya