Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tak khawatir dengan perintah eksekutif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald J Trump untuk mengumumkan negara-negara curang penyebab defisit perdagangannya. Dalam daftar itu, terdapat nama Indonesia. Trump dinilai hanya ingin mengkaji kembali peluang ekspor AS ke mitra dagangnya.
"Tidak terlalu khawatir. Kalau bicara kebijakan, mereka assessment dulu, bukan langsung melaksanakan keputusan," kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P Roeslani di Jakarta, seperti ditulis Kamis (6/4/2017).
Lagipula, Rosan menjelaskan, pemerintah Trump ingin mengevaluasi kebijakan dagang AS dengan mitra dagangnya, khususnya dengan 16 negara, di mana AS mengalami defisit perdagangan. Sementara dengan Indonesia, perdagangan AS masih tekor sekitar US$ 13 miliar.
Advertisement
Baca Juga
"Tidak khawatir kenapa? Karena AS mau defisit perdagangan dengan 16 negara, bukan mau mengurangi kue, tapi cuma mau melakukan balancing peluang mereka bisa ekspor ke negara-negara itu," papar dia.
Kepastian itu diperoleh Rosan usai berdiskusi langsung dengan atase atau perwakilan kamar dagang maupun Kedutaan Besar AS terkait kebijakan dagang Presiden Trump.
"Jadi bukan perdagangannya yang dikecilin dengan barrier, tapi lebih kepada apa yang bisa AS ekspor ke negara yang mencatatkan perdagangan surplus dengan AS," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump memerintahkan stafnya untuk mengumumkan negara-negara yang bertanggung jawab atas defisit perdagangan AS yang mencapai US$ 50 miliar. Negara-negara ini, salah satunya Indonesia, disebutnya sebagai negara yang curang terhadap perdagangan AS.
Seperti dilansir dari ChannelnewsAsia, Senin 3 April 2017, pejabat tinggi AS mengatakan Donald Trump akan mengeluarkan dua perintah eksekutif untuk mencari akar masalah penyebab defisit neraca perdagangan AS.
Sekretaris Perdagangan AS, Wilbur Ross, mengatakan, salah satu perintah Trump berupa analisis negara per negara dan produk per produk. Hasilnya akan dilaporkan pada Trump dalam 90 hari.
Mereka akan melihat bukti kecurangan, perilaku tak pantas, kesepakatan dagang yang tidak sesuai dengan janji, kurangnya penegakan hukum, persoalan mata uang, dan kendala dengan Organisasi Perdagangan Dunia
Ross menyebutkan, China menjadi sumber defisit terbesar. Selain China, ada belasan negara lain dinilai menjadi penyebab defisit perdagangan AS. Negara tersebut ialah Kanada, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Irlandia, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Korea Selatan, Swiss, Taiwan, Thailand dan Vietnam.