Peran Kartini dalam Kehidupan Menteri Susi

Menteri Susi pun memiliki prinsipnya sendiri untuk bisa sukses menjadi Kartini masa kini.

oleh Achmad Dwi AfriyadiFiki Ariyanti diperbarui 21 Apr 2017, 14:15 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2017, 14:15 WIB
20160127-Raker-Jakarta-Susi-Pudjiastuti-JT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengikuti raker dengan komisi IV DPR, Jakarta, Rabu (27/1). Raker membahas tingkat 1 RUU tentang Perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan dan Petambak Garam. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran tokoh Raden Ajeng (RA) Kartini telah menginspirasi wanita Indonesia. Melalui pemikirannya yang dituangkan dalam tulisan, Kartini telah membuka perspektif baru bahwa wanita pun memiliki kesempatan yang sama dalam meraih pendidikan, berkarier, serta menggapai cita-cita setinggi mungkin.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, salah wanita yang menginspirasinya selama ini adalah Kartini. "Tentang Kartini, kalau baca surat-suratnya itu, terlihat bagaimana kecerdasannya. Apa yang dia bicarakan, pemikiran yang jauh sangat perspektif dan variatif. Tapi dia juga tidak menghilangkan budaya dan kearifan lokal yang ada", ucap Menteri Susi dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4/2017). 

Menteri Susi pun memiliki prinsipnya sendiri untuk bisa sukses menjadi Kartini masa kini. Kuncinya adalah tidak perlu ragu dengan kemampuan diri sendiri. "Saya tidak pernah membedakan diri saya dengan para pria. Dengan merasa setara, maka saya yakin bisa melakukan juga apa yang pria lakukan," ujarnya.

Menteri Susi menilai, peran wanita yang inspiratif saat ini sangat dibutuhkan. "Peran wanita saat ini tentunya sangat dibutuhkan. Kalau tidak di depan sebagai planner atau sebagai organizer", tuturnya.

Ia pun berpesan kepada seluruh masyarakat, khususnya wanita Indonesia, untuk tidak mempermasalahkan gender dan harus berkreasi semaksimal mungkin.

"Setop mempermasalahkan gender. Kerja, bergerak, berkarier, berprestasi tanpa berpikir. Oh saya perempuan, oh saya tidak boleh ini.. oh saya tidak boleh itu.., oh saya harus diistimewakan. Jangan berpikir gender itu persoalan!" ujarnya. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya