Wanita Ini jadi Pembuka Jalan Penerangan di Pedalaman Kalimantan

Semboyan Kartini tampaknya menjadi inspirasi Novi Dwi Harriani, Assistant Engineer Teknis Sipil PT PLN (Persero).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Apr 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2017, 10:15 WIB
Assistant Engineer Teknis Sipil PT PLN Novi Dwi Harriani. (Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)
Assistant Engineer Teknis Sipil PT PLN Novi Dwi Harriani. (Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)

Liputan6.com, Jakarta Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi semboyan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan emansipasi perempuan di Tanah Air.

Bahkan perjuangan Kartini yang ingin membuat perempuan setara dengan lelaki memberi inspirasi kaum hawa di Indonesia hingga saat ini.

‎Semboyan Kartini ini tampaknya menjadi inspirasi Novi Dwi Harriani, Assistant Engineer Teknis Sipil PT PLN (Persero).

Dia menjadi sedikit perempuan yang berani bergelut menekuni pekerjaan yang biasanya dipegang laki-laki.

Dengan posisi pekerjaan sekarang ini, Novi bertugas mengawasi kegiatan pembangunan transmisi, khususnya pada proses pengerjaan tapak tower jaringan kelistrikan, untuk mengalirkan listrik ke wilayah Kalimantan Bagian Tengah.

Terkadang lulusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya, Malang Jawa Timur ini juga ‎mendapat tugas tambahan, yaitu menghitung pohon yang hendak dibayar karena ditebang untuk pembangunan jaringan kelistrikan.

‎"Tugas saya mengawasi pekerjan sipil pondasi tapak tower, terkadang saya turun inventarisir tanaman yang akan ditebang untuk pembangunan tapak tower," kata Novi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (21/4/2017).

Kondisi geografis Kalimantan yang beragam dan sikap warga yang terkadang tidak kooperatif, menjadi tantangan tersendiri bagi Novi untuk bisa menyambungkan listrik khususnya di wilayah pedalaman.

Novi beserta timnya acap kali menghadapi medan berat yang harus ditempuh dengan berjalan kaki. Keluar masuk hutan dan rawa yang kedalamannya hingga sepinggang, untuk mencapai lokasi, sebagai titik pembangunan tower yang akan menjadi penunjang kabel.

Ia membagi pengalaman saat menggarap proyek pembangunan transmisi sepanjang 84 kilo meter sirkit (Kms), yang menghubungkan Tanjung Kalimantan Selatan dengan Buntok Kalimantan Tengah. Proyek ini menjadi‎ bagian dari program 35 ribu Mega Watt (MW). Serta saat membangun jaringan di wilayah Kota Baru Kalimantan Selatan.

‎"Paling jauh di Kota Baru, kesulitan medannya berbukit, turun naik gunung dan rawa‎," kenang dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya