Sentimen The Fed dan Dolar AS Bayangi Harga Emas

Analis pesimistis harga emas akan reli seiring sentimen rencana kenaikan suku bunga pada Juni dan penguatan dolar AS serta bursa saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mei 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2017, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Analis memprediksi, dolar Amerika Serikat (AS) dan bursa saham yang menguat membayangi pergerakan harga emas dalam sepekan. Selain itu, prediksi pasar soal rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed) pada Juni 2017 juga mempengaruhi harga emas.

Sebelumnya usai mencapai level terendah dalam delapan minggu, harga emas kembali naik pada akhir pekan lalu. Harga emas untuk pengiriman Juni ke level US$ 1.227,70 per ounce. Harga emas naik 0,6 persen pada pekan lalu.

Harga emas sempat ke level terendah dalam delapan minggu mendorong optimisme di pasar, tetapi analis tidak terlalu yakin terhadap emas.

"Anda tidak bisa mengabaikan penguatan dolar AS dan pasar saham. Ini akan terus menekan harga emas dan perak," ujar Analis Teknikal City Index Fawad Razaqzada, seperti dikutip dari laman Kitco, Senin (15/5/2017).

Ia memperkirakan harga emas bergerak di kisaran US$ 1.258,60 per ounce . Ia menuturkan, hingga sentimen di pasar berubah, permintaan investasi untuk emas akan lesu.

"Indeks menunjukkan jenuh beli, dan koreksi akan datang tetapi saat ini tidak terlihat," ujar Razaqzada.

Analis juga memperkirakan harga emas akan kembali tertekan seiring bank sentral AS atau the Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga pada Juni. Diperkirakan bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Juni mencapai 74 persen. Namun, data ekonomi AS yaitu data penjualan ritel mengecewakan dan indeks harga konsumen yang lemah menjadi pertimbangan untuk kenaikan suku bunga.

"Saya pikir reli emas harus menunggu hingga kenaikan suku bunga the Fed. The Fed akan menaikkan suku bunga, dan kemudian itu menjadi sinyal, dan emas akan reli," ujar Analis Senior RJO Futures Philip Streible.

Ia menuturkan, meski ada sejumlah optimisme di pasar, tetapi dia tidak terlalu yakin dengan pergerakan harga emas kecuali bergerak di atas US$ 1.250 per ounce.

Banyak analis melihat apakah level support di kisaran US$ 1.225 per ounce akan bertahan. Razaqzada mengatakan, jika level ini ditembus maka ada peluang harga emas akan kembali turun menjadi US$ 1.200 per ounce.

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya