Konsumsi Daging Beku Naik 100 Persen Selama Ramadan

Kebutuhan daging mencapai 60 ton per hari di Jabodetabek pada hari biasa.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Jun 2017, 16:45 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2017, 16:45 WIB
Ilustrasi daging beku
Kebutuhan daging mencapai 60 ton per hari di Jabodetabek pada hari biasa. Namun, kebutuhan itu meningkat saat Ramadan dan Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat ibu kota tampaknya semakin gemar mengkonsumsi daging sapi beku. Selama Ramadan hingga Lebaran konsumsi daging beku di kalangan warga Jakarta diperkirakan meningkat tajam dibandingkan tahun lalu.

Direktur Pemasaran PT Estika Tata Tiara (KIBIF), Wiryo Subagyo mengatakan, pada hari biasa kebutuhan daging di wilayah Jakarta dan sekitarnya antara lain Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek mencapai 60 ton per hari. Namun saat Ramadan hingga Lebaran kebutuhan tersebut bisa meningkat hingga 100 persen.

"Kebutuhan daging pada bulan Ramadan hingga Idul Fitri meningkat hingga 100 persen. Kenaikan ini sangat baik karena meningkatnya animo masyarakat mengonsumsi daging beku," ujar dia di Jakarta, Senin (12/6/2017).

Wiryo mengungkapkan, pihaknya sebagai distributor daging dan produk olahan memasarkan daging beku sehat dan halal seharga Rp 80 ribu per kilogram (kg). Hal tersebut sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). "Kami pasarkan seharga Rp 80 ribu per kg.‎ Daging rendang menjadi salah satu favorit," kata dia.

Dia menuturkan, daging beku sebenarnya sangat aman untuk dikonsumsi. Ini lantaran daging tersebut telah melalui tahapan verifikasi, yang menyatakan jika sapi yang dipotong berada dalam kondisi sehat dan tidak terinfeksi bakteri apa pun.

Selain itu, lanjut Wiryo, proses penyembelihan sapi hanya dapat dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang halal dan sudah disertifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"KIBIF memiliki Rumah Pemotongan Hewan bersertifikat MUI. Daging beku yang kami jual telah lulus persyaratan teknis dan bersertifikat halal. Harganya murah dan higienis," jelas dia.

Selain itu, dengan penjualan daging beku seharga Rp 80 ribu per kg ini, diharapkan dapat membuat harga daging sapi terkendali dan menutup celah bagi para spekulan untuk memainkan harga dan pasokan daging.

"Otomatis menutup celah bagi para spekulan untuk menaikkan harga," ujar dia.

‎Sebagai informasi, berdasarkan sensus ternak Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan saat ini terdapat 16,2 juta ekor sapi dan kerbau di Indonesia. Populasi tersebut terdiri dari sapi potong sebanyak 14.367.975 ekor, sapi perah 566.974 ekor, dan kerbau 1.265.699 ekor.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya