Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan tambahan pelanggan 900 Volt Amper (VA) yang menerima subsidi sebanyak 2,4Â juta kepala keluarga. Usulan dilayangkan ke Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, dari hasil verifikasi ulang yang dilakukan instansinya bersama PT PLN (Persero), ditemukan 2,4 juta pelanggan golongan 900 VA yang subsidinya telah dicabut, ternyata masih berpotensi berhak menerima subsidi.
"Ada tambahan sekitar 2,4 juta pelanggan 900 VA lagi diverifikasi apakah perlu mendapatkan subsidi," kata Jonan, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (21/6/2017).
Advertisement
Menurut Jonan, saat ini sedang dilakukan pemadanan ulang terhadap 2,4 juta pelanggan ‎golongan 900 VA tersebut.. Jika dinyatakan layak mendapatkan subsidi, maka jumlah golongan 900 VA yang menerima subsidi meningkat menjadi 6,5 juta pelanggan, dari sebelumnya 4,1 juta pelanggan.
‎"Kalau terjadi, maka yang 900 VA dari sekitar 4,1 juta pelanggan menjadi sekitar 6,5 juta pelanggan," ungkap Jonan.
Selain itu, Jonan juga menyebutkan, dengan ditambahnya penerima subsidi tersebut, pemerintah juga mengusulkan penambahan anggaran subsidinya. Anggaran yang diusulkan sebesar Rp 1,7 triliuin dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2017Â
"Usulan kami di RAPBNP 2017 yang akan kami paparkan pada komisi VII setelah libur ada kenaikan sebanyak Rp 1,7 triliun subsidinya untuk tambahan pelanggan yang baru masuk sebanyak 2.4 juta pelanggan," kata Jonan.
Jonan melanjutkan, saat ini subsidi listrik yang tercantum dalam APBN 2017 sebesar Rp 50,4 triliun. Jika usulan tambahan subsidi tersebut disepakati komisi VII DPR, maka total subsidi listrik tahun ini mencapai Rp 52,13 triliun.
"Kalau disetujui DPR, subsidi khusu listrik menjadi Rp 52,13 triliun," tutur Jonan.
Staf Khusus Menteri ESDM Hadi M Djuraid menjelaskan, ditemukan 2,4 juta pelanggan yang berpotensi mendapat subsidi l‎istrik kembali tersebut, karena ada perkembangan data masyarakat, buka disebabkan kesalahan saat pendataan.
‎"Perkembangan di lapangan faktornya banyak. Ada yang rumahnya pindah, rumahnya sebelumnya biasa jadi lebih besar, jadi data tidak statis," tutup Hadi.
Â