Tekanan terhadap Dolar AS Berkurang, Rupiah Bergerak Stabil

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.331 per dolar AS hingga 13.352 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Jul 2017, 13:29 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2017, 13:29 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.331 per dolar AS hingga 13.352 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.331 per dolar AS hingga 13.352 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan Jumat pekan ini. Dolar AS mampu bertahan setelah dua hari mengalami tekanan yang dalam. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (14/7/2017) rupiah dibuka di angka 13.343 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.348 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.331 per dolar AS hingga 13.352 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 0,96 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.347 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah tipis jika dibandingkan dengan kemarin yang ada di angka 13.342 per dolar AS.

Dolar AS memang bergerak stabil terhadap beberapa mata uang utama dunia dan dan juga di Asia. Investor memilih untuk berhati-hati dalam bertransaksi pada hari ini sambil menunggu data inflasi.

Dalam dua hari kemarin, dolar AS sudah tertekan cukup dalam karena pidato Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen di depan senat menyatakan, bahwa mereka tidak akan mengambil langkah yang ekstrem dalam menjalankan kebijakan pengetatan moneter.

"Setelah menaikkan suku bunga pada Juni kemarin sepertinya Bank Sentral AS memilih untuk mengamati tren inflasi kembali," jelas analis Mizuho Securities, Masafumi Yamamoto.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, rupiah menguat terhadap dolar AS pada Kamis mendekati level 13.350 per dolar AS setelah Janet Yellen mengambil posisi dovish dalam testimoni di hadapan Senat.

"Kurangnya komitmen mengenai jadwal kenaikan suku bunga dan nada waspada dalam testimoni Yellen membuat investor melepas dolar AS," jelas dia.

Pesan terpenting dalam testimoni pertama ini adalah kekhawatiran mengenai inflasi yang melemah sehingga pasar mungkin akan meninjau kembali laju pengetatan suku bunga tahun ini.

"Tanpa adanya informasi baru mengenai jadwal dan besar perampingan neraca pada hari Rabu, pasar akan sangat mencermati testimoni kedua Yellen hari ini," tutur dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya