Rilis Email Putra Donald Trump Mampu Angkat Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.349 per dolar AS hingga 13.378 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Jul 2017, 12:04 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 12:04 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.349 per dolar AS hingga 13.378 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.349 per dolar AS hingga 13.378 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu pekan ini. Dolar AS memang tertekan ke posisi terendah dalam 14 bulan terhadap euro di Asia pada hari ini. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (12/7/2017) rupiah dibuka di angka 13.373 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.390 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.349 per dolar AS hingga 13.378 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 0,74 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.368 per dolar AS. Patokan tersebut menguat jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.387 per dolar AS.

Dolar AS memang tertekan ke posisi terendah dalam 14 bulan terhadap euro di Asia pada hari ini. Investor mewaspadai pidato Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengenai suku bunga acuan yang rencanakan akan diadakan pekan ini dan juga email klarifikasi dari putra pertama Presiden AS Donald Trump.

Yellen akan memberikan pidato pada anggota kongres pada Kamis waktu setempat. Investor akan mencoba mencerna dari pidato tersebut, apakah akan sesuai dengan agenda kebijakan menoter yang sudah diungkapkan oleh gubernur lainnya atau tidak.

Sentimen lain yang mempengaruhi gerak nilai tukar adalah email dari putra tertua Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Donald Trump Jr, setuju untuk bertemu dengan seseorang yang ia yakini sebagai pengacara pemerintah Rusia.

Keputusan tersebut dilakukannya pada Juni 2016, setelah ia menerima email yang menawarkan informasi rahasia dan sensitif yang dapat memberatkan Hillary Clinton, rival ayahnya dalam Pilpres AS 2016.

"Dolar AS sulit untuk bergerak naik pada perdagangan hari ini," jelas Kepala Investasi t U.S. Bancorp Wealth Management, Helena, Montana, Bill Northey.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, kemarin rupiah melanjutkan normalisasinya setelah koreksi tajam minggu lalu. "Kekhawatiran terhadap dampak buruk pelebaran defisit masih ada sehingga diperkirakan penguatan rupiah tidak dalam," jelas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya