Liputan6.com, Jakarta - Biro perjalanan umrah First Travel kini menjadi sorotan publik karena tak kunjung memberangkatkan puluhan ribu jemaah umrah ke Tanah Suci.
Apalagi usai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghentikan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan tanpa izin yang dilakukan 11 entitas, salah satunya PT First Anugerah Karya Wisata/First Travel.
Penghentian kegiatan usaha tersebut mulai 18 Juli 2017. Sebelumnya, OJK sudah mengundang seluruh perwakilan dari 11 entitas tersebut. Namun, perwakilan dari First Travel tak hadir. OJK pun tetap menghentikan kegiatan salah satu operasional usaha tersebut karena diduga melanggar ketentuan perundang-undangan dan merugikan masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
OJK pun meminta perusahaan menghentikan penawaran perjalanan umrah promo yang saat ini sebesar Rp 14,3 juta.
Masalah menimpa First Travel terjadi sejak April lalu. Sejumlah calon jemaah tak kunjung diberangkatkan. Sebelumnya, biro travel ini disebut malah meminta tambahan uang Rp 2,5 juta ke jemaah guna mempercepat keberangkatan umrah. Pada 10 Juli 2017, perwakilan puluhan calon jemaah pun mendesak Kementerian Agama untuk bertindak tegas.
Bisnis perjalanan umrah ini dibangun oleh Anniesa Hasibuan dan Andika Surachman. Sebelum membangun bisnis perjalanan umrah ini, pasangan suami istri (pasutri) tersebut sudah merasakan pahitnya membangun usaha apa pun. Usaha yang dilakoni pernah menjual pulsa hingga burger di pinggir jalan.
Lalu bagaimana perjalanan Andika hingga membangun bisnis pengelolaan jasa umrah tersebut?
Bisnis agen perjalanan umrah First Travel, meski masih hitungan tahun, nyatanya mampu sukses. Bahkan pada Februari 2015, sang penggawa Andika meluncurkan logo baru First Travel. Logo tersebut diharapkan dapat mencuatkan semangat baru bagi pendiri maupun seluruh karyawan untuk semakin menancapkan eksistensi perusahaan.
"Bagi kami, perjalanan bisnis hampir enam tahun syarat dengan cerita maupun filosofis yang tak pernah bisa kami lupakan. Logo baru ini bermakna bahwa kami ingin terus berkarya, melakukan pembaruan ke depan," ucap Andika kala itu.
Andika menuturkan, sang istri Anniesa bak dewi fortuna. Anniesa selalu sukses mencapai setiap penawaran umrah kepada calon jemaah. Sebagai pendamping, Anniesa mendukung suami termasuk saat mulai usaha dengan cucuran keringat dan air mata.
Anniesa menuturkan, ide buka agen perjalanan umrah bermula dari cibiran hingga kecemburuan tetangga saat dia berjualan pulsa dan burger di pinggir jalan. Andika pun mengawali karier sebagai penjaga mini market, karyawan bank honorer dan lainnya.
"Dari usaha jualan pulsa dan burger, modal awal saya gadai motor suami. Tapi ternyata kurang mencukupi dan selalu di-syiriki oleh rekan seprofesi, akhirnya kami banting setir buka usaha travel wisata domestik dan internasional hingga merambah umrah di 2009," tutur dia.
Jalan manusia memang tak ada yang tahu. Walau membuka biro perjalanan bukan hal mudah, pasangan tersebut harus kantongi izin usaha mendirikan CV First Karya Utama pada 1 Juli 2009 dengan biaya sangat besar. Bahkan, ia nekad menggadai rumah Almarhum sang Ayah.
"Rumah Armarhum Ayah saya digadai dapat uang Rp 50 juta buat modal. Itu cuma habis buat biaya operasional sampai akhirnya enggak bisa bayar bunga bank dan rumah itu disita. Tapi saya enggak mau tutup kantor, sehingga saya jadikan garasi rumah sebagai kantor," kenang Anniesa.
Saat membangun usahanya, Andika dan Anniesa juga pernah merasakan sakit hati karena penipuan, termasuk dari karyawannya. Bangkrut, hidup nomaden berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain, jarang makan adalah pemandangan biasa bagi keluarga mereka di mata tetangga.
Apalagi usia Andika saat itu masih menginjak 22 tahun. Dirinya pun harus memikul beban berat di pundak. "Sangat berat menjalani usaha. Kita menghadapi berbagai macam penipuan, kebangkrutan, hidup susah, enggak punya uang, utang sampai ratusan juta rupiah, rumah disita, pindah kontrakan satu ke kontrakan lain untuk menyambung hidup, makan enggak tentu. Dan itu berlangsung selama tiga tahun, enggak pernah ngalamin yang enak," sambung Andika.
Meski sempat menemui kesulitan, Andika dan Anniesa bangkit dari keterpurukan. Pada 2011, keduanya giat menyebar dan menawarkan jasa perjalanan umrah ke berbagai instansi ataupun perorangan di seluruh Indonesia.
Bahkan jasa penawaran mereka mendapat sambutan dari sejumlah karyawan PT Pertamina (Persero) pada 2012. Pelayanan memuaskan membuat First Travel dikenal lewat mulut ke mulut sehingga dipercaya ke korporat dan lembaga keuangan.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Belajar Otodidak
Belajar Otodidak
Pasangan ini sebelumnya tak pernah punya pengalaman ibadah umrah. Jangankan umrah, naik pesawat baru mereka rasakan saat membawa jemaah pertama kali pada 2012. Meski demikian, Andika dan Anniesa pun menempatkan First Travel sebagai agen perjalanan umrah profesional yang berpengalaman, karena membawa ratusan bahkan ribuan jemaah pergi ke Tanah Suci untuk melakukan ibadah haji kecil.
"Saat itu, saya dan istri membawa 127 jemaah ke Tanah Suci. Di sepanjang perjalanan di pesawat, saya mikir nanti saat transit di Dubai, kita harus kemana ya, wong naik pesawat saja baru pertama kalinya itu. Tapi saya berusaha tetap tenang, tanya petugas bandara pakai bahasa isyarat dan akhirnya kita sampai di tujuan," cerita Andika.
First Travel melayani perjalanan umrah reguler dan five star serta haji. Selain itu, Andika menuturkan, First Travel memiliki program promo bagi orang-orang yang mempunyai keterbatasan materi. Artinya, ada harga khusus yang menyasar segmen ini tanpa mengambil keuntungan sepeser pun.
"Paket harga sama saja, ada VIP dan reguler. Tapi kami punya program promo non profit oriented. Jika harga normal dipatok US$ 2.200 atau Rp 28 juta per orang, maka harga promo ini cuma Rp 15 juta-Rp 16 juta," papar dia.
Jumlah jemaah yang diberangkatkan pun semakin naik signifikan. Bahkan biro perjalanan ini dipercaya memberangkatkan hingga 14.700 jemaah pada 2014. Andika pun menargetkan 35.000 orang jemaah diberangkatkan ke Tanah Suci pada 2015. First Travel pun sempat mendapatkan rekor MURI pada akhir 2014.
Advertisement
Langkah Anniesa Jadi Desainer
Anniesa Geluti Dunia Fashion
Di tengah kesuksesan membangun bisnis perjalanan umrah. Anniesa tampaknya tak hanya ingin mengandalkan dari bisnis tersebut. Bahkan dia pun terjun ke dunia fashion dengan menjadi desainer.
Awal September 2016 mungkin jadi momen tak terlupakan bagi Anniesa Hasibuan. Kala itu, perancang mode ini mendapatkan standing ovation lebih dari 1.500 orang tamu dalam New York Fashion Week (NYFW).
Meski Anniesa baru menggeluti dunia fashion, ia sudah berani untuk mengawali langkah dengan gelar fashion show di luar negeri.
Saat Anniesa menggelar fashion show di New York, Fashion Critic David Serero menuturkan, dirinya belum pernah melihat standing ovation kepada Anniesa Hasibuan dari banyaknya fashion show yang dihadirinya. "Wow, wow, wow, Selamat Annisa, hebat sekali," ujar dia.
Anniesa pun menuturkan, meski dirinya gugup saat gelar acara di New York Fashion Week tersebut, ia tetap melakukan yang terbaik.
Sebelum gelar fashion show di New York, Anniesa juga pernah tampil di Kaftan Festival yang diselenggarakan di London. Ini adalah kali pertama desainer Indonesia pernah tampil di ajang tersebut. Bahkan Anniesa langsung dijadwalkan dua kali untuk tampil di acara yang dihadiri para sosialita London dan Asia tersebut.
Anniesa terjun ke dunia fashion lantaran dirinya tak puas terhadap busana muslim yang dibelinya. Ia pun mengubah desain baju tersebut sesuai keinginannya. Dengan bakat otodidak dan selera, hasil kreasi Anniesa juga dipuji sang suami.
Kali ini bukan hasil rancangannya yang menjadi pusat perhatian, tetapi bisnis perjalanan umrahnya.
OJK Larang First Travel Beroperasi
OJK Larang First Travel Beroperasi
Satgas Waspada Investasi kembali menghentikan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi tanpa izin yang dilakukan 11 entitas. Salah satu perusahaan yang dilarang beroperasi adalah pengelola jasa umrah PT First Anugerah Karya Wisata/First Travel.
OJK sudah mengundang seluruh perwakilan dari 11 entitas tersebut. Namun, perwakilan dari First Travel tak hadir. Meski demikian, OJK tetap menghentikan operasional perusahaan ini karena diduga melanggar ketentuan perundang-undangan dan merugikan masyarakat.OJK juga meminta perusahaan menghentikan penawaran perjalanan umrah promo yang saat ini sebesar Rp 14,3 juta.
Meski tak hadir, OJK menuturkan jika First Travel telah membuat surat pernyataan bahwa:
-First Travel menghentikan pendaftaran jemaah umrah baru untuk program promo
-First Travel akan memberangkatkan jemaah umrah setelah musim haji, yaitu November dan Desember 2017 masing-masing sebanyak 5.000-7.000 jemaah per bulan.
Perusahaan ini akan menyampaikan jadwal keberangkatan jemaah umrah kepada Satgas Waspada Investasi selambat-lambatnya pada September 2017. Untuk keberangkatan Januari 2018 dan seterusnya, First Travel akan menyampaikan jadwal keberangkatan kepada Satgas Waspada Investasi pada Oktober 2017
-Dalam hal terdapat permintaan pengembalian dana peserta, pelaksanaannya dilakukan dalam waktu 30 sampai dengan 90 hari kerja
-First Travel segera menyampaikan data-data jemaah umroh yang masih menunggu keberangkatan kepada Satgas Waspada Investasi untuk pemantauan dan kepada Kementerian Agama Republik Indonesia dalam rangka pembinaan
Satgas Waspada Investasi bersama Kementerian Agama Republik Indonesia meminta, seluruh jemaah calon umrah tetap tenang dan memberikan kesempatan kepada manajemen First Travel untuk mengurus keberangkatan jemaah umrah.
Direktur Utama First Travel, Andika Surachman saat dikonfirmasi, mengaku akan menghentikan penawaran maupun pendaftaran perjalanan umroh promo yang dibanderol Rp 14,3 juta sesuai keputusan Satgas Waspada Investasi.
"Berdasarkan kesepakatan dengan Satgas, untuk program promo dihentikan dulu. Tapi yang reguler dan VIP tetap jalan," kata Andika saat dihubungi Liputan6.com melalui pesan singkat di Jakarta, Minggu 23 Juli 2017.
Pasca-keputusan Satgas Waspada Investasi ini, Andika berjanji akan memperbaiki manajemen internal First Travel untuk mengembalikan lagi kredibilitas perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Caranya dengan memberangkatkan jemaah umroh yang selama ini tertunda.
"Sudah pasti kami akan memperbaiki manajemen internal. Setelah itu, pembuktian keberangkatan kembali (jemaah umroh)," tegas dia.
Andika mengungkapkan, ada sekitar lebih dari 25 ribu jemaah umroh yang masih tertunda keberangkatannya. "Saya sampaikan ada 25 ribuan jemaah. Tapi masih di-kroscek ulang karena ada jemaah yang refund (pengembalian uang)," tutur dia.
Advertisement