Liputan6.com, New York - Pergerakan harga emas diperkirakan tergantung dari kondisi politik di Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar akan fokus terhadap kondisi politik AS yang lebih berdampak ke dollar AS dan harga emas ketimbang keputusan bank sentral AS atau the Federal Reserve.
Harga emas untuk pengiriman Agustus ditransaksikan di level US$ 1.253,40 per ounce, atau naik lebih dari dua persen. Sementara itu, harga perak ditransaksikan di kisaran harga US$ 16,45 per ounce, atau naik lebih tiga persen. Sedangkan indeks dollar AS ditransaksikan di level 94, atau turun lebih dari 1 persen.
Aksi jual dollar AS meningkat seiring senat AS tidak dapat menggantikan paket kesehatan Obamacare dan menerapkan paket kesehatan baru. Selain itu, kegagalan tersebut menciptakan keraguan mengenai kemampuan kongres untuk mendorong proposal fiscal termasuk reformasi pajak dan deregulasi.
Baca Juga
Analis menilai kalau tekanan dollar AS terjadi lantaran gangguan di pemerintahan AS di bawah pimpinan Donald Trump mulai dari investigasi terhadap potensi adanya hubungan antara Rusia dengan Trump hingga bisnis Trump.
"Ketidakstabilan politik akan berdampak ke emas karena hal itu beri sentimen negatif ke dollar AS. Dalam jangka pendek, emas dapat menguat hingga ada sentimen mendorong penguatan dollar AS," kata Adam Button, Senior Currency Strategist Forexlive.com, seperti dikutip dari Kitco.com, seperti ditulis Senin (24/7/2017).
Bill Baruch, Senior Market Analyst iiTrader juga melihat potensi pelemahan dollar AS dalam jangka pendek.
"Membutuhkan data lebih baik sehingga membalikkan arah pelemahan dollar AS. Saya tidak melihat pekan ini akan terjadi hal itu. Ini butuh satu dan lebih laporan positif sehingga menghentikan pelemahan dollar AS," ujar dia.
Sentimen The Fed
Seiring pelaku pasar fokus terhadap kebijakan politik AS pekan depan, membuat pertemuan the Federal Reserve hanya jadi sentimen minor. Bank sentral AS atau the Federal Reserve diharapkan dapat bersiap untuk mulai memangkas neraca sekitar US$ 4,5 triliun pada awal September.
Berdasarkan hasil notulensi pertemuan the Federal Reserve pada Mei, bank sentral akan kurangi surat berharga sekitar US$ 6 miliar setiap bulan. Kemudian bertambah menjadi US$ 6 miliar setiap tiga bulan hingga mencapai US$ 30 miliar. Pada waktu sama, bank sentral AS juga mengurangi memegang aset securities property US$ 4 miliar setiap bulan, kemudian setiap tiga bulan sebesar US$ 4 miliar hingga mencapai US$ 20 miliar.
"Satu hal yang tertinggal mengenai detil rencana the Federal Reserve, tapi saya pikir itu tidak berpengaruh ke pasar. Kenyataannya tidak ada rahasia lagi dari the Federal Reserve," ujar Darin Newsom, Senior Analyst Telvent DTN.
Baruch juga menambahkan, kalau pengumuman the Federal Reserve pada pekan ini hanya berdampak sedikit ke pasar. Dolar AS yang berpotensi melemah akan mendongkrak harga emas. Harga emas ditransaksikan di kisaran US$ 1.200-US$ 1.300 per ounce. Analis menuturkan, perlu memperhatikan level resistance dalam jangka pendek.
Baruch mengatakan, harga emas perlu mencapai level di atas US$ 1.260 per ounce sehingga dapat melanjutkan kenaikan. Sedangkan Newsom menyatakan level harga emas yang perlu dicermati yaitu di kisaran US$ 1.260.
Advertisement
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: