Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah meluncurkan pilot project kredit ultra mikro di bawah Rp 10 juta di Desa Pasir Angin, Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat, Senin (14/8/2017). ‎Program pembiayaan bagi para pedagang kaki lima, petani, nelayan pesisir, hingga pedagang asongan diharapkan dapat melepaskan mereka dari jerat rentenir alias bank emok.
"Tadi saya mendapat informasi dari Bupati Bogor, ibu-ibu lagi duduk-duduk, ada yang nawarin duit dari bank emok. Itu uang tidak gratis. Pengembaliannya lebih tinggi dan lebih cepat, bikin ibu-ibu kesusahan," kata Sri Mulyani saat acara "Sinergi Pemerintah dalam Mengangkat Ekonomi Rakyat melalui Inklusi Keuangan" di Bogor, Jawa Barat, Senin ini.
Program pembiayaan ultramikro merupakan penyaluran kredit di bawah Rp 10 juta bagi ‎para pedagang kaki lima, nelayan pesisir, pedagang asongan, dan unit usaha ultra mikro lainnya.
"Ada usaha yang tidak tersentuh Kredit Usaha Rakyat (KUR)‎, maka ada program ultra mikro di bawah Rp 10 juta. Yang mau pinjam Rp 2 juta, Rp 3 juta, Rp 7 juta. Bayarnya bisa dicicil," ujar Sri Mulyani.
Program ultramikro ini merupakan inisiasi dari Kementerian Keuangan. Program ini dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Sosial.
"Ini ada anggarannya Rp 1,5 triliun di APBN-P 2017. Anggaran tersebut ada di Kemenkop UKM, KKP, Kemensos, Kemenkominfo untuk bangun sistem informasi. Semua pinjaman akan dicatat," ujarnya.
Bupati Bogor, Nurhayanti, menuturkan pemerintah pusat tidak salah memilih pilot project usaha mikro di Desa Pasir Angin, Bogor. Ia mengatakan, jumlah penduduk di Bogor mencapai 5,6 juta jiwa atau lebih rendah dari Singapura. ‎Terdiri dari 434 desa atau kelurahan.
"Usaha mikro, kecil, dan menengah di Bogor hampir 710 ribu usaha. Rata-rata ini pelaku usaha adalah kaum ibu. Dari jumlah itu, hampir 93 persen adalah usaha mikro, jadi kontribusinya terbesar terhadap pendapatan daerah Bogor," ujarnya.
Menurut Nurhayanti, pemerintah daerah terus melakukan pembinaan untuk mengatasi keluhan masalah pendanaan dari para pelaku UKM, melalui penyaluran pembiayaan. Namun di perbankan, biasanya harus ada jaminan.
"‎Akibatnya, banyak mereka terjerat bank emok. Rentenir yang menawarkan pinjaman dengan syarat mudah, tapi begitu bayar mencekik," terangnya.
Nurhayanti berharap program ultramikro‎ di bawah Rp 10 juta ini dapat menjadi solusi bagi pedagang ultramikro. "Program ini jadi solusi dan saya akan mendampingi mereka. Dana ini harus bergulir dan dikelola dengan baik. Jangan dibelikan yang lain ya, supaya benar-benar mencapai tujuan yang diharapkan dalam pengentasan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan pengangguran," ujarnya.
Sri Mulyani: Rentenir Bikin Ibu-Ibu Susah
Menkeu meluncurkan pilot project kredit mikro di bawah Rp 10 juta demi melepaskan jerat ibu-ibu dari rentenir.
diperbarui 14 Agu 2017, 11:37 WIBDiterbitkan 14 Agu 2017, 11:37 WIB
Menkeu Sri Mulyani berbincang dengan pedagang saat blusukan ke Mega Mendung, Bogor (Foto: Fiki Liputan6.com)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Makin Berkah, Simak Keunggulan Investasi Saham Syariah
Rayakan Hari Ibu, Apresiasi Perjuangan Ibu Menyusui Lewat Kampanye #KauBegituSempurna
Koridor 1 Transjakarta Mau Dihapus, Setuju?
Deretan Tips Fotografi untuk Jepret Momen Liburan Akhir Tahun, Cuma Modal Smartphone
Beri Pengaruh Positif pada Sosial dan Lingkungan, Berau Coal Sabet Tamasya Award 2024
Pria di Jakbar Jadi Korban Pengeroyokan Rekannya, Diduga Gegara Masalah Utang
Manchester United Bisa Dapat Keuntungan dari Lagi Loyonya Barcelona, Pemainnya Diangkut ke Spanyol
Kaleidoskop 2024: Pencapaian Manis Olahraga Indonesia
VIDEO: Viral Truk Cegat Ambulans Darurat di Demak, Diduga Salah Paham
Apa Itu Hernia Inguinal pada Anak? Pengertian, Penyebab, dan Gejala yang Wajib Diketahui Orang Tua
VIDEO: Kata dan Nama yang Dominasi Pencarian Online selama 2024
Emily Armstrong Tunjukkan Tato Baru Bertema Lagu Linkin Park