Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak ke level tertinggi sejak November pada perdagangan Selasa. Lonjakan ini memperpanjang reli yang telah dibukukan pada hari sebelumnya. Investor melakukan aksi borong emas setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik di atas Jepang.
Mengutip Reuters, Rabu (30/8/2017), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen ke US$ 1.314,52 per ounce pada perdagangan Selasa siang, setelah sebelumnya sempat menyentuh angka US$ 1.325,93 per ounce yang merupakan level tertinggi sejak 9 November.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,3 persen ke level US$ 1.318,90 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
"Investor terus melakukan aksi borong sehingga mendorong harga emas terus naik. Namun ada kemungkinan terjadi aksi ambil untung setelah kenaikan yang cukup besar selama ini," jelas vice president Heraeus Metal Management, New York, AS, Miguel Perez-Santalla.
Harga emas di pasar spot sempat naik 1,4 persen pada perdagangan Senin, menembus level kunci resistance di US$ 1.300 per ounce setelah komentar Gubenur Bank Sentral Eropa mendorong penguatan euro dan menekan dolar AS.
Kenaikan tersebut berlanjut pada perdagangan Selasa karena menurunan harga saham akibat pelaku pasar berbondong-bondong melakukan aksi borong instrumen safe haven.
Pasar saham tertekan karena adanya badai Harvey. Presiden AS Donald Trump menetapkan status darurat bencana untuk Negara Bagian Lousiana pada 28 Agustus 2017.
Kenaikan harga emas bertambah tinggi karena kekhawatiran pelaku pasar akan ancaman geopolitik usai Korea Utara meluncurkan rudal ke arah Samudera Pasifik, melintasi langit Jepang, pada Selasa, 29 Agustus 2017, pukul 5.58 waktu Pyongyang.
Aksi tersebut ditanggapi oleh Presiden Trump. Dalam keterangannya, Donald Trump mengatakan, segala opsi untuk merespons tindakan Korut terbuka. Menurutnya, perilaku Pyongyang adalah ancaman nyata.
"Dunia menerima pesan dari Korut secara keras dan jelas, rezim ini telah memberikan sinyal penghinaan terhadap tetangganya, seluruh anggota PBB," ucap Trump.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: