Kementan: Pasokan Cabai dan Bawang Merah Cukup hingga Akhir Tahun

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok aneka cabai serta bawang mencukupi hingga akhir tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Sep 2017, 13:43 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2017, 13:43 WIB
Harga-Cabai-dan-Bawang
Pedagang menata cabai untuk di jual di Pasar di Jakarta, Senin (20/2). Kementan tidak akan mengambil langkah untuk mengimpor cabe dan bawang. Walau pun saat ini, harga cabe dan bawang mengalami keniakan. (Liputan6.com/Angga Yunair)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok aneka cabai serta bawang mencukupi hingga akhir tahun. Dengan demikian, diharapkan harga komoditas ini stabil hingga akhir tahun ini.

"Ditjen Hortikultura sudah amankan produksi, bahkan ada indikator suprlus. Ini petani champion saya, kita bersama-sama menjaga produksi," ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (18/9/2017).

Dia menjelaskan, untuk cabai rawit, ketersediaan sebanyak 78.606 ton pada September 2017, sedangkan kebutuhannya 73.197 ton. Pada Oktober, diperkirakan ketersediaan 77.983 ton dan kebutuhan 69.615 ton. Sementara, di November nanti ketersedian mencapai 77.792 ton dan kebutuhan 69.344 ton.

Lalu, cabai besar di September ini untuk ketersediaan sebesar 100.373 ton dan kebutuhan 91.469 ton. Pada Oktober, diperkirakan ketersediaan 100.373 ton dan 91.468 ton kebutuhannya. Sedangkan pada November nanti diperkirakan ketersediaan mencapai 100.464 ton dan kebutuhan 92.340 ton.

Adapun untuk komoditas bawang merah, prakiraan ketersediaan pada September sebesar 108.987 ton dan 100.291 ton kebutuhannya. Ketersediaan di Oktober sekitar 108.987 ton dan kebutuhan 99.374 ton. Kemudian, November nanti ketersediaan 111.464 ton dan kebutuhan 100.517 ton.

Spudnik mengungkapkan, tingginya produksi aneka cabai dan bawang merah tersebut dapat di atas kebutuhan nasional, karena Ditjen Hortikultura telah melakukan berbagai upaya secara berkesinambungan.

Misalnya, menambah luas areal tanam, membentuk petani champion di sejumlah daerah sebagai sentra produksi baru, mengatur pola tanam, pemberian bantuan berupa pupuk dan benih hingga alat dan mesin pertanian (alsintan).

​"Saya harus amankan terus manajemen tanam menjadi dasar untuk pastikan suplai pasokan. Kedua, untuk menjamin manajemen tanam, harus ada infrastruktur, sarana prasarana (sapras) dipenuhi. Saya lakukan semua dan tentunya tiap daerah berbeda-beda. Kemampuan kita juga berbeda-beda," jelas dia.

Dari aspek harga, lanjut Spudnik, juga tidak ada kenaikan signifikan di tingkat konsumen. Justru, tren yang terjadi adalah menurunnya harga jual di tingkat petani dalam beberapa bulan terakhir, khususnya komoditas cabai.

"Banyak faktor yang mempengaruhi turunnya harga jual di tingkat petani. Satu di antaranya adalah panjangnya rantai distribusi," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya