Liputan6.com, Jakarta Bisnis ritel dalam negeri tengah mengalami kelesuan. Setelah Seven Eleven memutuskan berhenti beroperasi dan menutup semua gerai, belakangan Matahari Departement Store juga menutup dua gerainya di Pasaraya Blok M dan Manggarai.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menyatakan, sebenarnya tidak hanya kedua ritel tersebut yang menghadapi tantangan berat di tahun ini. Hampir semua ritel juga menghadapi masalah yang sama dan mengeluh kepada Kadin.
"Dengan semua saya bicara, Alfamart, Indomaret. Mereka ngeluh, kita tidak pernah seberat ini. Ada yang bilang turun, ada yang nggak, tapi di lapangan menyatakan turun," ujar dia di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (20/9/2017).
‎
Meski tidak melakukan penutupan gerai, lanjut Rosan, minimarket seperti Alfamart dan Indomaret mengalami perlambatan pertumbuhan gerainya. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, kedua pemain di bisnis minimarket tersebut bisa menambah 1.500 gerai setiap tahunnya.
Advertisement
"Indomaret 15 ribu outlet, Alfamart hampir sama. Tiap tahun outletnya tumbuh 1 persen, berarti kurang lebih 1.500 outlet per tahun. Sekarang tetap tumbuh, tapi lebih lambat. Jadi bukannya berkurang tapi pertumbuhannya ini melambat," kata dia.
Melambatnya pertumbuhan gerai ini secara otomatis juga mempengaruhi pendapatan perusahaan. Padahal setiap pembukaan gerai baru berdampak signifikan terhadap pendapatan perusahaan dengan meningkatkan penjualan barang. ‎
‎"Alfamart, Indomaret turun (penjualan). Padahal rata-rata mereka naik 10 persen tiap pembukaan outlet," ‎tandas di.