Bangun LRT Jabodebek, KAI Dapat PMN Rp 4 Triliun

Untuk membangun LRT Jabodebek, PT KAI membutuhkan dana Rp 27,5 triliun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Okt 2017, 20:14 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2017, 20:14 WIB
LRT Ruas Cawang-Dukuh Atas Memasuki Tahap Pengecoran Tiang Pancang
Pekerja menggunakan alat berat untuk menyelesaikan pembangunan LRT Jabodebek di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9). Pembangunan LRT Cawang-Dukuh Atas ini dibagi menjadi lima zona. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mendapat suntikan dana sebesar Rp 4 triliun dari pemerintah melalui proses Penyertaan Modal Negara (PMN) di 2017 ini. Dana tersebut akan digunaan perusahaan untuk pembangunan transportasi massal Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek).

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan, dana Rp 4 triliun tersebut terbagi dari dua sumber. Pertama, ‎pengalihan alokasi anggaran yang berasal Penyertaan Modal Negara (PMN) KAI sebesar Rp 2 triliun yang semula dianggarkan untuk membiayai pembangunan jalur kereta Trans Sumatera ruas Sumatera Barat.

"Kalau di Kementerian Keuangan ada PMN ada yang realokasi dari PT KAI itu yang Sumatera Barat kan Rp 2 triliun," kata Mardiasmo, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (9/10/2017).

Mardiasmo melanjutkan, anggaran berikutnya sebesar Rp 2 triliun berasal dari PMN khusus untuk pembangunan LRT Jabodebek, yang dianggarkan dalam ‎Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP).

"Lalu APBNP Rp 2 triliun. Jadi kan sudah bisa dikeluarkan PP-nya (Peraturan Pemerintah), sudah bulan ini mengenai LRT dari APBNP Rp 2 tiliun dan realokasi Rp 2 triliun," papar Mardiasmo.

Direktur Keuangan KAI Didik Hartantio mengungkapkan, ‎total dana yang didapat dari PMN mencapai Rp 9 triliun, yaitu PMN KAI Rp 4 triliun tahun ini dan Rp 3,6 triliun pada 2018, serta PMN PT Adhi Karya (Persero) sebesar Rp 1,4 triliun.

Sementara untuk memodali pembangunan LRT Jabodebek membutuhkan Rp 27,5 triliun, sehingga masih ada kekurangan Rp 18,5 triliun.

Menurut Didik, untuk ‎mencari kekurangannya, KAI akan mencari pinjaman dari berbagai sumber nasional. Di antaranya PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI).

"Kan biaya investasi sekitar Rp 27,5 triliun, sisanya itu kita pinjam," ‎tutup Didik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya