Liputan6.com, Bangkok Kejahatan siber kini mengancam beberapa institusi keuangan dan perbankan. Sayangnya, pertahanan bank akan hal ini belum terlalu baik. Head of Research Center Kaspersky Lab Global Research and Analysis Team Yury Namestnikov mengatakan, banyak bank di wilayah Asia Pasifik yang fokusnya masih rendah akan hal ini.
"Banyak bank dan institusi keuangan di Asia Pasifik yang belum optimal dalam menghindari kejahatan siber. Fokus mereka terhadap hal ini masih rendah," kata Yury saat berbincang bersama Liputan6.com di Thailand, Kamis (12/10/2017).
Baca Juga
Padahal menurut Yury serangan siber bisa menyerang kapan saja. Banyak hacker bahkan yang kini terus berupaya mengincar teknologi keuangan yang baru diluncurkan.
Advertisement
"Dampak dari serangan mereka bisa sangat besar. Salah satu contohnya di Korea Selatan di mana kelompok kejahatan siber ini menyerang jaringan ATM yang sedang beroperasi," lanjutnya.
Hasil riset Kasperksy Lab menunjukkan hal yang sama. Meskipun perbankan telah mengalokasikan anggaran serta upaya yang serius demi menjaga perimeter mereka dari ancaman siber, baik yang dikenal maupun tidak dikenal, kenyataannya memberikan perlindungan bagi luasnya infrastruktur teknologi yang terutama ATM terbukti sangat sulit.
Lanskap ancaman yang luas dan selalu berubah, ditambah tantangan untuk memperbaiki kebiasaan nasabah supaya berperilaku aman, memberikan berbagai macam kerentanan bagi pelaku kejahatan siber untuk mengeksploitasi.
"Para pelaku kejahatan siber ini menggunakan program berbahaya yang unik yang memungkinkan mereka melakukan serangan tersembunyi. Mereka bisa saja melakukan serangan terhadap ATM, server atau database yang menyimpan informasi transaksi dan debit," kata Yury.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan terus memperbaiki infrastruktur keamanan siber. Menurut Yury, memberi pelatihan pada karyawan juga bisa menjadi solusi yang tepat