Sebab Vivo Masih Boleh Jualan BBM Ron 88

Saat ini ada tiga kategori BBM di Indonesia, yaitu BBM jenis tertentu atau bersubsidi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Okt 2017, 12:55 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 12:55 WIB
SPBU Vivo di Cilangkap, Jakarta Timur. (Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)
SPBU Vivo di Cilangkap, Jakarta Timur. (Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)

Liputan6.com, Jakarta Badan usaha penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) bertambah di tanah air, seiring kehadiran PT Vivo Energy Indonesia‎. Meski tidak ditugaskan pemerintah, Vivo menjual BBM dengan kadar Research Octane Numer (RON) 88.

Bolehkah Vivo menjual BBM dengan RON 88, yang setara dengan Premium tersebut?

Direktur BBM Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) ‎Setyo Rini menjelaskan, saat ini ada tiga kategori BBM di Indonesia, yaitu BBM jenis tertentu atau bersubsidi.

Kategori lain, BBM penugasan tidak bersubsidi tetapi ditetapkan pemerintah untuk volume, lokasi penyaluran dan harganya. Serta BBM non subsidi dan penugasan. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun2014, tentang penyediaan pendistribusian dan‎ harga jual eceran BBM.

"Harus dipahami ‎dalam peraturan BBM dibagi dalam tiga kategori," kata Umi, saat berbincang dengan Liputan6.com, saat ditulis di Jakarta, Rabu (25/10/2017).

Rini melanjutkan, untuk BBM jenis RON 88 masuk dalam kategori umum yang tidak bersubsidi, sehingga badan usaha selain PT Pertamina (Persero) diperbolehkan menjualnya. Harga BBM tersebut pun tidak diatur pemerintah, namun untuk setiap perubahan harganya harus dilaporkan dan memenuhi ketentuan.

"Sepanjang tidak memenuhi ketentuan BBM tertentu (subsidi) dan penugasan, maka masuk BBM umum. BBM umum ini tidak ditetapkan harganya oleh pemerintah‎," dia menjelaskan.

Rini mengungkapkan, selain masuk kategori umum, BBM RON 88 juga masuk dalam kategori penugasan. Namun badan usaha menyalurkan BBM penugasan harus ditunjuk terlebih dahulu oleh pemerintah.

Untuk tahun ini, badan usaha yang menyalurkan BBM penugasan adalah PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo. BBM tersebut dipasok ke luar Wilayah Jawa, Madu‎ra dan Bali (Jamali).

"‎Khusus BBM penugasan yaitu RON 88,ditugaskan untuk mendistribusikan di luar Jamali, dengan kuota tertentu dan harga ditetapkan oleh pemerintah," paparnya.

‎Sebelumnya, Vivo Energy Indonesia ‎akan mengoperasikan sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada November 2017. Salah satu jenis BBM yang dijual, yaitu Revvo 88 yang memiliki kadar RON 88.

 

Alasan Vivo Jualan BBM Ron 88

Corporate Communication Vivo Maldi Al-Jufrie mengungkapkan,‎ Vivo melihat konsumsi BBM dengan kadar RON 88 masih besar. Itu yang menjadi alasan perusahaan yang induk usahanya, Vitol Group berkedudukan di Swiss ini menyajikan BBM tersebut. "Spesifikasi RON 88 masih memiliki pasar besar di Indonesia," kata Maldi.

Menurut Maldi, Vivo akan mengikuti kebijakan pemerintah, atas penggunaan standar BBM yang rencananya akan ditingkatkan dari Euro 3 menjadi Euro 4. Namun saat ini kebijakan tersebut belum terlihat akan diterapkan.

"Kami saat ini paham Indonesia mau berlaih dari Euro 3 ke 4 tapi sampai saat ini belum ada progress," ujarnya.

Maldi mengklaim, spesifikasi BBM yang dijual Vivo telah mengikuti standar dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dalam menteapkan harga BBM RON 88 pun, Vivo akan mengikuti penetapan pemerintah, meski BBM tersebut tidak masuk dalam penugasan. Untuk saat ini Revvo 88 dijual dengan harga Rp‎ 6.500 per liter.

‎"Ron 88 harga akan menikuti dengan pemerintah. Kita akan mematuhi harga yang ditetapkan Pemerintah Indonesi‎a," tutur Maldi.

Maldi mengungkapkan, produk BBM yang dijual di SPBU‎ Vivo akan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Sebab itu pada setiap SPBU Vivo kemugnkinan terjadi perbedaan jenis BBM yang dijual.

"Itu sudah melakukan kajian perusahaan.‎ Setiap ada potensi kita lakukan kajian produk yang cocok di lokasi tersebut," tutup‎ Maldi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya