Sektor Industri Ditargetkan Tumbuh 5,67 Persen pada 2018

Sektor industri yang akan mendukung adalah makanan dan minuman, kimia, farmasi, logam dasar, alat angkut dan elektronika.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Des 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 11 Des 2017, 16:30 WIB
20160509- Industri Otomotif Nasional Siap Saingi Thailand-Jakarta-Angga Yuniar
Pekerja merakit komponen mobil di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Jakarta, Senin (9/5). Pemerintah menetapkan industri kendaraan bermotor (KBM) sebagai prioritas untuk membangkitkan industri otomotif Nasional (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri non minyak dan gas bumi (migas) 2018 bisa mencapai 5,67 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh beberapa sektor.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ‎Kementerian Perindustrian telah menargetkan pertumbuhan sebesar 5,67 persen pada 2018 untuk industri non migas.

Sektor industri yang akan mendukung adalah makanan dan minuman, kimia, farmasi, logam dasar, alat angkut, elektronika dan didukung dengan pembangunan kawasan industri di berbagai daerah di Indonesia.

"Ini sektor yang mengangkat pertumbuhan dunia. Kami konsentrasi untuk yang global value chain," kata Airlangga, dalam Seminar Nasional Outlook Industri 2018, di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (11/12/2017).

Airlangga mengungkapkan, industri otomotif Indonesia memiliki potensi menguasai pasar Australia. Di negara kangguru tersebut sangat meminati kendaraan jenis sedan.

‎Namun untuk mendorong ekspor sedan membutuhkan kebijakan fiskal dengan menurunkan Pajak Penjualan atas Baran Mewah (PPnBM). Dengan insentif tersebut maka harga mobil yang diproduksi di Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.

"Kita lihat pasar Australia di sana keluarga kecil pasarnya sedan, tapi memang untuk menyasar di sana membutuhkan insentif," tutur Airlangga.

Airlangga melanjutkan, untuk industri farmasi perlu dilakukan inovasi dengan melakukan penelitian di luar negeri. Oleh sebab itu ‎sektor farmasi juga memerlukan insetif agar bisa terus berkembang.

"Industri farmasi ada tantangan, karena butuh inovasi kalau tidak ada tidak berkembang," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Realisasi kuartal III

Tercatat pada triwulan III 2017 ini, pertumbuhan industri non migas Indonesia telah tumbuh sebesar 5,49 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi yang tumbuh sebesar 5,06 persen. 

Industri yang tumbuh tinggi adalah industri logam dasar yang tumbuh 10,6 persen diikuti industri makanan dan minuman 9,49 persen, industri mesin dan perlengkapan 6,3 persen dan industri transportasi 5,63 persen.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi dan sejalan dengan pertumbuhan sektor industri manufaktur. Jika pertumbuhan industri manufaktur melambat, maka berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya