Banyak Investor Mau Masuk Industri Padat Karya, Prabowo Minta Izin Disederhanakan

Pemerintah akan membentuk satgas untuk menjalankan deregulasi dan debirokratisasi maupun permudahan izin untuk pengembangan industri termasuk terkait dengan Amdal.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 19 Mar 2025, 20:50 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 20:50 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. (Foto: Istimewa).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, saat ini terdapat sejumlah investor yang akan masuk ke industri padat karya terutama sektor tekstil dan produk tekstil. Untuk menfasilitas hal tersebut, pemerintah akan perbaikan dan mempermudah perizinan.

Hal ini dilakukan karena sektor padat karya ini memiliki kontribusi terhadap ekonomi Indonesia cukup besar. "Ekspor lebih dari USD 2 miliar dengan tenaga kerja hampir 4 juta orang. Ini memerlukan perbaikan terutama terkait perizinan," kata dia dalam konferensi pers di Istana Presiden, Rabu (19/3/2025).

Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal tersebut usai Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama para menteri dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN).

Airlangga menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan terkait dengan ketersediaan bahan baku dan supply chain untuk dipermudah dan disederhanakan. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan respons terhadap barang-barang terkait tindakan anti dumping.

Untuk itu, pemerintah akan membentuk satgas untuk menjalankan deregulasi dan debirokratisasi maupun permudahan izin untuk pengembangan industri termasuk terkait dengan Amdal.

Selain itu, Airlangga melanjutkan, Presiden Prabowo juga meminta agar industri padat karya ini dibuatkan Proyek Strategis Nasional (PSN) sehingga investasi bisa cepat masuk.

Dalam rapat tersebut, Presiden juga menyoroti soal impor tekstil ilegal dan ketersediaan bahan baku.

Kemudian, pemerintah juga merespons terhadap tindakan anti dumping demi memastikan produk tekstil Indonesia tetap kompetitif di pasar internasional.

"Ditambah lagi tentu barang-barang ini adalah barang-barang yang kompetitif. Nah kompetitif terhadap pesaing kita, baik di Thailand, di Vietnam, maupun yang terakhir, yang menikmati besar itu Bangladesh," kata Airlangga.

Promosi 1

Menko Airlangga: Industri Padat Karya Sedang Tidak Baik-baik Saja

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan di Nusantara Economic Outlook (NEO) 2025
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan di Nusantara Economic Outlook (NEO) 2025... Selengkapnya

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengakui bahwa industri padat karya di dalam negeri sedang tidak baik-baik saja. Hal itu menyusul kabar PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) yang ditetapkan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang.

"Kita ketahui beberapa waktu yang lalu memang ada persoalan, namun beberapa dari perusahaan yang berbasis tekstil tersebut sudah melakukan restrukturisasi. Jadi, tentu restrukturisasi adalah salah satu yang didorong oleh pemerintah, namun di lain segi investasi di industri tekstil juga ada peningkatan kita bisa lihat di kawasan Jawa Tengah apakah itu di Kendal dan yang lain Industri tekstil juga masuk dan orientasinya sebagian besar ekspor," kata Airlangga dalam konferensi pers bersama APINDO, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Airlangga menegaskan, saat ini Pemerintah sedang mempersiapkan upaya untuk mengurus permasalahan di industri padat karya, termasuk Sritex. Lantaran, Pemerintah tidak ingin sektor padat karya ini mengalami persoalan yang sifatnya sistemik.

Memprihatinkan

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani, menyampaikan bahwa dunia usaha turut mewaspadai kondisi industri padat karya di tanah air yang dikhawatirkan semakin memprihatinkan. 

“Tentunya pada saat ini kita juga mengetahui situasi perekonomian yang ada, terutama kondisi daripada industri padat karya di indonesia. Kita sudah melihat kondisi di khususnya sektor tekstil garmen dan lain-lain yang juga banyak harus dilakukan PHK dan merumahkan karyawannya,” ujar Shinta.

Oleh karena itu, APINDO bersama Pemerintah  melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkolaborasi untuk mencari jalan keluar bersama agar industri padat karya di Indonesia tetap terjaga dalam kondisi yang baik.

“Kami mengimbau bahwa ini adalah satu hal yang kita perlu, tantangan ini yang kita harus perhatikan bersama bahwa dengan kondisi yang seperti ini kita juga perlu mewaspadai. Jangan sampai kondisi yang sudah tantangan banget ini akan bisa tambah besar yang harus dihadapi,” pungkas Shinta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya