Cara Pemerintah Selamatkan Harga Bawang Merah yang Anjlok

Kementerian Perdagangan akan membangun sebuah sistem penyimpanan untuk bawang merah.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Jan 2018, 20:41 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2018, 20:41 WIB
Bawang Merah di Brebes
Kualitas lahan budidaya bawang merah di sentra penghasil bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, semakin menurun (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan pemerintah tengah mencari solusi dari anjloknya harga bawang di tingkat petani. Upaya tersebut melibatkan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Perum Bulog.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahja Widayanti mengatakan, sebenarnya untuk bawang merah, Kemendag telah menetapkan harga acuan baik harga pembelian di tingkat petani maupun harga penjualan di konsumen.

Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.

"Kalau b‎awang merah kan sudah ada acuannya. seperti (di tingkat petani) konde basah itu Rp 15 ribu, konde askip itu Rp 18.300. rogol askip sekitar Rp 22.500. Kemudian di tingkat konsumen rogol askip itu sekitar Rp 32.000. Itu udah ada. coba liat di Permendag 27," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Namun dengan anjloknya harga bawang, bahkan jauh di bawah harga acuan di tingkat petani, maka Kemendag telah berkoordinasi dengan Kementan dan BUMN.

Nantinya Kementan bertugas untuk memberikan informasi daerah yang tengah panen bawang merah dan BUMN ditugaskan untuk menyerap komoditas tersebut guna menaikkan harga di tingkat petani.

"Sifatnya koordinatif. Kementan, BUMN dan kami. Kalau Kementan, mereka berikan info pada kami di mana saja titik-titik produksi bawang merah. Kemudian, kami dari Kemendag mempersiapkan harga di tingkat ecerannya. Kemudian BUMN kita minta untuk menyerap bawang merah di petani. Kemudian dia lempar atau distribusikan ke wilayah-wilayah yang harganya masih tinggi. Datanya dari kami, Kemendag. Begitu koordinasinya," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Bangun Sistem Penyimpanan

Bawang Merah di Brebes
Kualitas lahan budidaya bawang merah di sentra penghasil bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, semakin menurun (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Sementara agar gejolak harga, baik di petani maupun konsumen tidak lagi terjadi, lanjut Tjahja, pihaknya akan membangun sebuah sistem penyimpanan untuk bawang merah.

Dengan sistem ini, maka saat panen besar, maka bawang merah akan disimpan di sebuah tempat penyimpanan yang mampu membuatnya tahan lama sehingga bisa dijual saat terjadi kekurangan pasokan.

"Kita coba membuat satu sistem penyimpanan. di mana cabe dan bawang bisa kita simpan. Pada saat tidak lagi panen atau harga tinggi, itu kita keluarkan. Sampai saat ini kita sedang mendekati PT Pura (Pura Group Kudus) karena dia punya satu sistem storage, control atmosphere storage (CAS) di mana barang2 di simpen di situ masih dalam keadaan prima untuk jangka waktu 3 bulan. Dan kemarin saya dapat kabar Bulog sudah punya di Brebes untuk bawang merah," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya